Namun, sang suami malah memilih tidak membawanya ke rumah sakit. Melainkan diobati dengan obat tradisional.
Bahkan, suaminya melarang orang-orang untuk menjenguk sang istri.
Meskipun untuk mengetahui kondisi sakit dari Kharisma.
“Saya juga tidak ingin ikut campur rumah tangga mereka. Kalau kondisi sakit istrinya, memang sudah diketahui warga sekitar. Saya dapat informasi, istrinya itu sakit liver. Tapi ya itu, suaminya tidak membawanya ke rumah sakit,” ungkap Ketua RT.
Diakui Ketua RT, setiap warga yang ingin menjenguk, selalu ditolak suaminya.
Bahkan, sebelum kejadian penemuan mayat di tangki profil, pada malam hari, warga ingin melihat kondisi istrinya, tetapi NDH bersikeras menolak kedatangan warga.
“Saya juga tidak ingin mengambil risiko,” ucap Ketua RT.
Bahkan, sebelum kejadian pun, keluarga dari istrinya datang untuk mengunjungi rumah tersebut.
Tapi, tetap mendapat penolakan dari suaminya. Sepekan sebelum kejadian, rumah tersebut terkesan tertutup.
Padahal, almarhumah sering terlihat melakukan aktivitas, seperti menjemur pakaian.
“Mau semingguan itu, warga tidak melihat ada aktivitas di rumah itu,” tuturnya.
Karena warga sekitar merasa curiga, terkait keberadaan almarhumah yang sedang sakit.
Akhirnya, kepala kampung memutuskan untuk melaporkan hal tersebut kepada aparat kepolisian, untuk memastikan kondisi rumah tersebut.
Hal itupun terbukti, bahwa ada sesosok mayat ditemukan di tangki profil yang diduga disimpan sang suami.