TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Menjadi klaster penyebaran Covid-19 terbesar di Kota Medan, Rumah Sakit Haji Medan hingga saat ini masih melakukan aktivitas seperti biasa.
Rumah sakit ini belum memberlakukan karantina wilayah (lockdown).
Pantauan Tribun Medan, Kamis (20/8/2020), petugas dan warga yang menjenguk pasien masih lalu lalang di rumah sakit yang 30 orang tenaga kesehatannya dinyatakan positif Covid-19 itu.
Terkait keputusan rumah sakit tetap beroperasi, Direktur RS Haji Medan dr Khainir Akbar Yusuf belum merespon permintaan wawancara Tribun Medan.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr. Aris Yudhariansyah mengungkapkan bahwa pihak Satgas Covid-19 sudah turun tangan dengan memberikan masukan untuk langkah pemutusan rantai penyebaran Covid-19.
Baca: Dihadiri Ratusan Orang, Deklarasi KAMI Dikhawatirkan Munculkan Klaster Baru Covid-19
"Kami sudah lakukan tindakan dengan turun langsung dan mengecek kondisi yang sebenarnya dan sudah kami beri masukan.
Tapi, semuanya itu yang memutuskan adalah direktur. Kita sudah kasih saran masukan kepada direktur," ungkapnya.
Aris menuturkan keputusan untuk lockdown rumah sakit berada di tangan Dirut RS Haji Medan.
Namun, secara pribadi ia pun melihat kecil kemungkinan opsi itu terealisasi.
Baca: Hari Ini Total Perwira Eks Pasien Covid-19 Klaster Secapa AD Pendonor Plasma Darah 155 Orang
"Mengenai lockdown ini yang bisa memutuskan direkturnya. Yang pasti untuk melakukan lockdown yang menjadi permasalahan bagaimana dengan pasien yang berada disitu? Mau kita letak kemana pasiennya?" ujarnya.
Dalam hal mendukung RS Haji memutus rantai penyebaran Covid-19, tim Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan fasilitas untuk mendorong keadaan kembali stabil.
"Kami sudah kasih saran masukan dan kita beri fasilitas apa yang menjadi kebutuhan mereka seperti menyiapkan segala kebutuhan yang terkait dengan perawatan pasien supaya tidak terinfeksi," ujarnya.
Aris juga menilai, tanpa adanya lockdown asalkan para warga yang mengunjungi RS Haji Medan dapat menjaga diri maka peluang untuk terjadi penyebaran dapat diminimalkan.
Baca: RSU Haji Medan Jadi Klaster Covid-19 Baru di Sumut, 30 Nakes Positif Corona, 2 Diantaranya Meninggal
"Yang penting warga melakukan protokol kesehatan.
Kalau dia masuk tidak pakai masker, pegang sana pegang sini kemungkinan dia terinfeksi bisa besar.
Bukan hanya RS Haji tapi semua RS lokasi yang menjadi resiko tinggi saat ini," kata Aris.
Dalam pencegahan pandemi ini, Aris menegaskan agar masyarakat yang tidak memiliki hal serius untuk menghindari berkunjung ke RS.
"Dari awal kami sudah sampaikan agar menghindari berkunjung ke rumah sakit kalau tidak perlu sekali. Makanya ada konsep yang namanya telemedicine.
Sekarang kan bisa melakukan pengobatan dengan daring, apalagi untuk pasien yang hanya kontrol.
Kecuali pasien emergency ya kita tidak bisa halangi untuk datang ke rumah sakit," ujar Aris. (cr13)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Jadi Klaster Penyebaran Covid-19 Terbesar, RS Haji Medan Tidak Lockdown