News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Mayat di Rumah yang Bikin Heboh di Medan, Oknum Pengasuh Raib Sejak Agustus

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Kehebohan terjadi di di Jalan Pasar I, Gang Kancil, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan sejak Minggu (13/9/2020) malam.

Beredar kabar adanya dugaan sesosok mayat yang dikubur di dalam rumah yang dijadikan tempat Tahfiz Quran tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun Tribun Medan, kabar itu berawal dari seseorang yang kerasukan dan mengatakan dugaan adanya mayat yang dikubur dalam rumah.

Salah seorang santri, Rici (15) yang ditemui Tribun Medan mengatakan bahwa untuk sesosok mayat yang dikubur di dalam rumah itu, hingga kini tidak tahu kebenarannya.

Namun, dirinya pernah berkata bahwa pimpinannya, yang disebut pak haji pernah melakukan dugaan pencabulan.

Baca: Wanita Tewas di Kamar Kos Kalibanteng Semarang, Anak Balita Menangis Berjam-jam di Samping Mayat Ibu

"Di sini pernah jadi lokasi pencabulan. Korbannya yang saya ketahui, ada empat. Yang parah satu orang.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes. Kami juga sebagai saksi atas dugaan kasus pencabulan," ujarnya.

Lanjut remaja yang menggunakan baju salat ini menuturkan, bahwa rumah tersebut merupakan tempat Tahfiz Quran.

"Saya selaku ketua. Di sini sebagai tempat tafiz Quran. Jadi begitu kami mengetahui bapak itu melakukan pencabulan.

Kami lapor ke warga. Lalu kami di usir bapak itu, gak boleh lagi ke rumah itu. Kejadian sekitar bulan Agustus lalu," katanya.

Baca: Wanita Tewas di Kamar Kos Kalibanteng Semarang, Anak Balita Menangis Berjam-jam di Samping Mayat Ibu

"Kalau soal mayat yang diduga dikubur di dalam rumah kami tidak tahu pasti," sambungnya.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Sunggal AKP Budiman Simanjuntak yang dikonfirmasi mengatakan negatif.

"Negatif (tidak ada dugaan pembunuhan)," ucapnya.

Terkait kehebohan di tengah masyarakat tersebut, pihak Kepolisian membongkar sebuah rumah di Jalan Pasar I, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Medan, yang diduga menjadi lokasi penguburan mayat.

Polisi mulai membongkar bagian rumah itu sekitar pukul 12.30 WIB dibantu warga setempat.

Kepala Lingkungan VI Kelurahan Tanjung Sari, Dayat Iskandar, mengatakan, dugaan ada mayat dikubur di dalam bangunan rumah itu lantaran warga setempat mencium aroma busuk dari dalam rumah itu.

"Kalau kata warga ada bau busuk dari dalam rumah ini. Karena masyarakat merasa resah, mereka meminta supaya rumah ini segera dibongkar," katanya yang dijumpai di lokasi.

Bangunan yang sebelumnya dijadikan sebagai rumah tahfiz itu juga sudah tak berpenghuni selama kurang lebih satu bulan.

Baca: Ketakutan Lihat Mayat Bergelimpangan Tak Dikubur, Ashanty Teriak ke Anang: Ya Allah Ya Robbi !

Pengelola tahfiz pergi tanpa diketahui pemilik rumah.

"Ia (pengelola) waktu dua tahun lalu ke sini juga tidak ada lapor, pergi pun tidak ada yang tahu," katanya.

Warga Gang kancil, Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang dihebohkan dengan aroma busuk dari dalam rumah Tahfiz Quran brinisial Ta.

Amatan Tribun, sejak pukul 10.30 WIB, puluhan warga tampak beramai-ramai mendatangi rumah berwarna hijau muda tersebut.

Mereka yang terdiri dari anak-anak hingga orangtua terlihat penasaran dan menunggu kabar akan adanya pembongkaran keramik yang berbeda dari lainnya.

Pengakuan dari warga setempat Ibu Sembiring (55) yang rumahnya tepat di lokasi kejadian menyebutkan awalnya kejadian pada 10 September 2020 lalu.

"Jadi awalnya itu ketahuan bau busuk dimana ada 8 orang yang mau bagikan donatur ke Tahfiz.

Tiba-tiba kesurupan waktu megang pintu gerbang dan sebut untuk membongkar keramik di rumah tersebut," tuturnya saat diwawancarai di lokasi, Senin (14/9/2020).

"Waktu kejadian kesurupan itu lebih bau lagi, sampai banyak yang muntah," tambahnya.

Lalu setelah itu, warga langsung memanggil Kepala lingkungan setempat untuk memeriksa kejadian tersebut.

"Kita langsung panggil kepling dan pengurus Masjid Al-Furqon untuk lihat keramik.

Ternyata benar bahwa warna keramik itu ada 4 berbeda dari keramik lainnya dan waktu diketuk keramik terdengar bunyi kopong," ungkap Sembiring.

Sembiring juga menuturkan sebelumnya pada masa awal mula Covid19 dirinya dan keluarga sempat diminta membersihkan rumah Tahfiz tersebut.

"Pernah datang abangnya suruh bersihin rumahnya, lalu saya ajak anak dan menantu saya bersihkan.

Waktu bersihkan itu rupanya bau sekali enggak tahan," tuturnya.

Ia juga membeberkan bahwa di lokasi keramik tersebut memang didapati informasi dari para santri menjadi ruang penyiksaan dan penyodoman.

Sembiring bahkan menyebutkan pada Bulan Maret 2020, pemilik Tahfiz yang bernama Ta pernah tersandung kasus hukum karena menyodomi 4 anak.

"Di dalam kamar kosong yang keramiknya berbeda itu informasi dari para santri memang menjadi penyiksaan para santri.

Juga pada bulan 3 kemarin Ustaz Taufik itu pernah ditahan polisi karena diduga sodomi dua laki-laki, sempat ditahan tapi bulan 5 udah keluar lagi," ungkapnya.

Namun, ia menyebutkan pihaknya ingin agar rumah tersebut segera dibongkar agar kasus ini dapat titik terang.

"Keputusannya kita tidak tahu isinya karena kita ingin tahu juga agar warga tidak penasaran dan supaya kampung ini bersih dari maksiat," tegasnya.

Sembiring menyebutkan bahwa Tahfiz Quran Ustaz Haji Taufik telah berdiri sejak Februari 2019 lalu.

Seorang santri bernama Yanto (17) asal Sidikalang menerangkan bahwa benar dia pernah melihat temannya disiksa dan disodomi di kamar tersebut.

"Saya tidak pernah dipanggil, tapi kawan saya santri namanya Ilham umur 13 tahun pernah dipanggil ke kamar itu karena melanggar peraturan.

Disitu dia disodomi, itu pengakuan dari dia. Kami juga sempat ngerekam," ungkapnya.

Kini keberadaan sang Ustaz tak jelas di mana rimbanya.

Informasi yang dihimpun sang Ustaz terakhir kali terlihat pada 17 Agustus 2020 lalu.

Saat itu Ta membuat acara panjat pinang untuk para santri.

Setelahnya sang Ustaz pergi melarikan diri dan tak kembali hingga sekarang.

Kepling Bantah Ada Penemuan Mayat di Rumah Pemuka Agama Kecamatan Medan Selayang

Kepling VI Tanjungsari, Kecamatan Medan Selayang, Dayat Iskandar, membantah adanya penemuan mayat di Rumah Tahfiz Quran Ta, Senin (14/9/2020).

Ucapannya ini mengkarifikasi pernyataan pria berkemeja dan masker merah yang sebelumnya membenarkan adanya mayat membusuk di rumah tersebut.

"Tidak ada mayat. Saya pastikan itu," ucap Dayat Iskandar.

Dayat membawa penggali kubur untuk menggali keramik yang diduga penimbunan mayat, hasilnya isi keramik tersebut hanya pasir dan tanah.

Tangga yang dibawa masuk ke dalam rumah sebut Dayat untuk memeriksa bagian atas rumah.

Pria berkemeja biru dan masker merah yang sempat menyebut ada mayat langsung mengklarifikasi pernyataannya.

Kepada awak media ia mengaku hanya mendengar info dari sumber yang tak jelas.

"Tak ada mayat," katanya setelah dicecari pertanyaan oleh awak media di lokasi.

Pengakuan dari warga setempat Ibu Sembiring (55) yang rumahnya tepat di sebelah lokasi kejadian menyebutkan, bahwa awalnya kejadian tersebut bermula pada 10 September 2020 lalu.

"Jadi awalnya itu ketahuan bau busuk saat ada 8 orang yang mau bagikan donatur ke Tahfiz ini tiba-tiba kesurupan waktu megang pintu gerbang dan sebut untuk membongkar keramik di rumah tersebut," tuturnya saat diwawancarai di lokasi, Senin (14/9/2020).

"Waktu kejadian kesurupan itu lebih bau lagi, sampai banyak yang muntah," tambahnya.

Lalu setelah itu warga langsung memanggil kepala lingkungan setempat untuk memeriksa kejadian tersebut.

"Kita langsung panggil kepling dan pengurus Masjid Al-Furqon untuk lihat keramik. Ternyata benar bahwa warna keramik itu ada 4 berbeda dari keramik lainnya dan waktu menokok keramik terdengar bunyi kopong," ungkap Sembiring.

Sembiring juga menuturkan sebelumnya pada masa awal mula Covid-19 dirinya dan keluarga sempat diminta membersihkan rumah Tahfiz tersebut.

"Pernah datang abangnya suruh bersihin rumahnya, lalau saya ajak anak dan menantu saya bersihkan. Waktu bersihkan itu rupanya bau sekali enggak tahan," tuturnya.

Ia juga membeberkan bahwa di lokasi keramik tersebut memang didapati informasi dari para santri menjadi ruang penyiksaan dan penyodomian.

Sembiring bahkan menyebutkan pada Bulan Maret 2020, pemilik Tahfiz yang bernama Ustaz Haji Taufik Bin Azis pernah tersandung kasus hukum karena menyodomi 4 anak.

"Di dalam kamar kosong yang keramiknya berbeda itu informasi dari para santri memang meniadi penyiksaan para santri. Juga pada Bulan 3 kemarin Ustaz Taufik itu pernah ditahan polisi karena diduga sodomi dua laki-laki, sempat ditahan tapi bulan 5 udah keluar lagi," ungkapnya.

Namun, ia menyebutkan pihaknya ingin agar rumah tersebut segera dibongkar agar kasus ini dapat titik terang.

"Keputusannya kita tidak tahu isinya karena kita ingin tahu juga agar warga tidak penasaran. Dan supaya kampung ini bersih dari maksiat," tegasnya.

Sembiring menyebutkan bahwa Tahfiz Quran ini telah berdiri sejak Februari 2019 lalu.

Seorang santri bernama yanto (17) asal Sidikalang di lokasi menerangkan bahwa benar dia pernah melihat temannya disiksa dan disodomi di rungan kamar tersebut.

"Saya tidak pernah dipanggil, tapi kawan saya santri namanya Ilham umur 13 tahun pernah dipanggil ke kamar itu arena melanggar peraturan. Dan disitu dia disodomi pengakuan dari dia. Kami juga sempat ngerekam," pungkasnya. (*)

(Muhammad Fadli Taradifa)

 Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul KABAR PENEMUAN Mayat di Rumah Tahfiz Quran Belum Ada Titik Terang, Polisi Bongkar Sumber Bau Busuk

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini