Jamilah, ibu almarhum Hendri menangis tersedu-sedu melihat anaknya terbaring kaku di ruang instalasi pemulasaraan jenazah Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam, Sabtu (8/8/2020).
Karena di tubuh anaknya yang meninggal itu terlihat beberapa lebam. Selain itu bagian kepala anaknya dilakban dan di-wrapping.
"Kenapa muka anak saya dibalut begitu jika tidak ada apa-apa?," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengonfirmasi terkait wrapping di muka almarhum Hendri kepada pihak rumah sakit.
"Kita tanya rumah sakit, kata itu dari kepolisian. Kita tanya kepolisian itu dari pihak rumah sakit," ujarnya.
Karena tidak tahan, akhirnya Jamilah berunding dengan keluarganya dan sepakat membuka wrapping tersebut.
Baca: Mabes Polri Serahkan Pengusutan Kasus Kematian Hendri Bakari kepada Polda Kepulauan Riau
Diiringi isak tangis istri Hendri dan keluarga lainnya, Jamilah membuka wrapping di wajah mendiang Hendri.
Kemudian, satu per satu lakban yang mengelilingi kepala almarhum dibuka oleh Jamilah sambil menahan tangisnya.
Sesekali jika kesulitan, Jamilah membisikkan sesuatu kepada almarhum.
Hampir memakan waktu selama lima menit lebih, akhirnya pembungkus di wajah anaknya itu selesai dibuka.
2. Divisum di RSBP Batam
Usai Maghrib, jenazah Hendri Alfred Bakari dipindahkan keluarganya ke Rumah Sakit BP Batam untuk dilakukan visum.
"Kita minta visum di sini (RSBK) agak berbelit, akhirnya kita pindahkan ke RSBP Batam untuk visum," ujar Mega Silvia Bakrie, adik mendiang Hendri.
Menurut Mega, nantinya keganjalan yang dirasa keluarga atas meninggalnya Hendri akan ditindaklanjuti.
"Kita akan lakukan tindak lanjut atas kejadian yang menimpa abang saya," ujarnya.
Saat ini jenazah Hendri sudah dibawa ke Rumah Sakit BP Batam untuk menjalani visum atas permintaan keluarga.
3. Sempat Sesak Napas
Kasat Narkoba Polresta Barelang, Kompol Abdul Rahman saat dikonfirmasi terkait meninggalnya terduga pelaku narkoba Hendri Alfred Bakari mengatakan, sebelum meninggal almarhum sempat mengalami sesak napas.
"Saat selesai pengembangan yang ketiga kali, yang bersangkutan merasa agak sesak napas. Dia pun meminta dibelikan obat asma semprot (spray), dan kami belikan," ujarnya pada Sabtu (8/8/2020).
Ia melanjutkan, usai diberikan obat, Hendri sempat merasa lebih mendingan, tetapi ketika pukul 05:00 WIB, ia kembali merasakan sesak dan meminta untuk diantarkan ke rumah sakit.
4. Keluarga Korban Pertanyakan Surat Penangkapan
Keluarga Hendri juga sempat mempertanyakan surat penangkapan yang tidak diberikan pihak kepolisian kepada pihak keluarga.
"Kami ada surat penangkapan, nanti jelasnya akan kami sampaikan," Kasat Narkoba Polresta Barelang, Kompol Abdul Rahman.
Rahman mengatakan, saat penangkapan terhadap almarhum Hendri didapati narkoba jenis sabu-sabu.
"Untuk barang bukti, narkoba jenis sabu-sabu seberat 1,14 gram berikut dengan timbangan, dan pirex. Jadi kami menilai yang bersangkutan ini pengedar karena dia memiliki timbangan," ujarnya.
Selain itu, menurut Rahman, pihaknya mendapatkan informasi bahwa terduga pelaku Hendri juga pemakai narkoba jenis sabu-sabu.
"Juga ada saksi yang mengaku kalau mereka memakai sabu-sabu bersama," ujar Rahman.
5. Keluarga Syok
Saat melihat suaminya di rumah sakit, Amah merasa syok. Karena ia melihat muka suaminya sudah diperban dan di-wrapping rapi.
Amah menyatakan ia dan pihak keluarganya merasa janggal dengan kematian suaminya.
"Dia di awal sebelum ditangkap keadaan sehat, kalau memang salah maka ya harus diproses secara hukum. Masa dijemput hidup pulang sudah tidak bernyawa," ujarnya.
Dari pantauan Tribun Batam di ruang instalasi pemulasaraan jenazah, keluarga ramai memadati ruangan tersebut. (Tribunbatam.id/Alamudin)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Kematian Hendri Alfred Bakari, Propam Polda Kepri Tetapkan Satu Oknum Polisi sebagai Terperiksa