TRIBUNNEWS.COM, GOWA - Perilaku tak pantas berupa teror video call seks menghantui belasan mahasiswi Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar.
Peneror video call seks ini biasanya beroperasi pada malam hari. Pelaku memperlihatkan video bagian pusar ke bawah.
Perilaku itu membuat kebanyakan korban merasakan keresahan hingga trauma menggunakan handphone (HP).
Sebelum peristiwa pencabulan menimpa para mahasiswi UIN Alauddin Makassar terbongkar, kasus serupa juga terjadi di Jambi pada Agustus 2020.
Baca: Foto Bugil Janda Muda Nyebar ke Sekolah Anaknya, Mamah Muda Ini Ngaku Sering Video Call Tanpa Busana
Bedanya, kasus di Jambi korban dan pelakunya sama-sama pria.
Namun, korban diperas puluhan juta.
Untuk kasus teror video call seks di UIN Alauddin Makassar melalui telepon seluler ini, civitas akademika kampus bergerak.
Hal itu setelah para korban melaporkan peristiwa yang dialaminya ke pihak kepolisian.
Pihak kampus mengaku telah membentuk tim investigasi dan berjanji akan melakukan tindakan tegas jika pelakunya berasal dari civitas akademika UIN Alauddin Makassar.
Sebanyak 13 mahasiswi UIN Alauddin Makassar menjadi korban teror video call cabul yang dilakukan oleh seorang pria tidak dikenal.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku menggunakan aplikasi media sosial, WhatsApp pada malam hari.
"Pelaku ini meneror mahasiswi dengan video call dan wajah pelaku tidak terlihat kecuali hanya sebatas pusar ke bawah dan lutut ke atas" kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Darussalam, saat menggelar jumpa pers di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa pada Selasa, (29/9/2020).
Teror video call seks terjadi sejak bulan Juli 2020 lalu dan baru terungkap setelah belasan mahasiswi yang menjadi korbannya resah.
Pasalnya, korban mengaku trauma menggunakan telepon seluler hingga mengganggu aktivitas kuliah daring.