TRIBUNNEWS.COM - Tidak hanya perkantoran, warung makan menjadi salah satu pemicu penyebaran Covid-19.
Tidak berlebihan pemerintah setempat bertindak cepat dengan menutup rumah makan atau warung makan.
Nah berikut ini empat warung makan yang ditutup setelah karyawannya ada yang positif covid-19
1. RM Rawon Nguling
Rumah Makan (RM) Rawon Nguling yang berlokasi di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo setelah adanya temuan pasien corona yang berasal dari rumah makan legendaris tersebut.
Selama penutupan, Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo pun melakukan tracing.
Hasilnya, ada 13 karyawan RM Rawon Nguling yang terkonfirmasivirus corona.
Para karyawan dari rumah makan yang terletak di jalur pantura ini pun langsung menjalani perawatan di Rumah Sehat yang telah difasilitasi Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Di Probolinggo, pasien tidak kami suruh isolasi di rumah tapi kami rawat di Rumah Sehat agar lebih disiplin," ujarnya.
Tak hanya penanganan pasien saja yang dilakukan, Anang memastikan pihaknya juga sudah melakukan sterilisasi di rumah makan tersebut.
"Upaya memutus rantai Covid-19 dengan menyemprot disenfektan di area rumah makan juga sudah kami lakukan," ujarnya.
2. Soto Lamongan di Kota Yogyakarta
Di Kota Yogyakarta dilaporkan, Warung Soto Lamongan menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19.
Bahkan, seorang pasien positif Covid-19 dari klaster itu meninggal dunia, Minggu (13/9/2020).
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, yang bersangkutan merupakan tetangga dari pemilik warung dan telah dinyatakan positif terapar sejak 4 September silam.
"Ya, tetangga yang positif meninggal dunia kemarin malam," ujarnya, Senin (14/9/2020).
Ia mengatakan, sejak awal yang bersangkutan memang menunjukkan gejala mengarah virus corona.
Apalagi, pasien tersebut telah berumur 60 tahun, atau lanjut usia (lansia), sehingga kondisinya sangat rawan.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona 30 September: Pasien Positif Tambah 4.284, Total Kasus 287.008
"Bergejala batuk dan panas, pasien menjalani rawat inap di salah satu rumah sakit," ujar Heroe.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota tersebut menyatakan, saat ini, proses tracing untuk klaster Warung Soto Lamongan sudah dinyatakan selesai, dimana semua yang berhubungan pun telah dilaksanakan swab test.
"Sekarang kasus di Soto Lamongan sudah selesai tracing dan swab test-nya, dengan ada upaya pemantauan untuk blocking. Jadi, tinggal menunggu kesembuhan pasien yang positif saja," terangnya.
Sekadar informasi, sampai dengan hari ini, penularan yang bersumber dari klaster warung soto tersebut telah mencapai 25 orang.
Yakni meluputi pemilik warung, serta anggota keluarganya, pegawai dan pembeli.
Dari total 25 kasus, 10 diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.
3. Warung Kepala Manyung Bu Fat
Warung Kepala Manyung Bu Fat menjadi salah satu klaster di Semarang.
Langkah yang diambil berupa telah melaksanakan tracking terhadap karyawan beserta keluarga.
Bagi yang positif telah dikarantina di rumah dinas Walikota Jalan Abdurrahman Saleh dan RSUD Wongsonegoro Ketileng Semarang.
Untuk karyawan yang negatif disarankan untuk karantina mandiri.
"Tim Gugus Tugas Kecamatan telah melayangkan surat untuk menutup sementara warung makan tersebut selama 7 hari terhitung mulai tanggal 12 September sampai dengan 18 September 2020," paparnya.
Kompol Iman menambahkan, selama penutupan warung akan dilaksanakan penyemprotan disinfektan oleh Tim Gugus Tugas Kecamatan Semarang Barat.
Berdasarkan informasi ada 18 orang disebut terpapar Corona dari klaster Warung Kepala Manyung Bu Fat itu.
Belasan orang itu dirawat di rumah sakit dan ada yang dikarantina di rumah dinas Wali Kota Semarang.
4. Warung Mie Kotabaru Kota Yogyakarta
Penularan Covid-19 di lingkungan usaha kembali terjadi di Kota Yogyakarta.
Terbaru, seorang pegawai restoran mie di kawasan Gondokusuman dinyatakan positif terpapar virus corona.
Alhasil, restoran tersebut harus menjalani penutupan untuk sementara.
Camat Gondokusuman, Guritno menuturkan, seorang pegawai itu terkonfirmasi positif pada 25 September silam.
Baca: Kasus Melonjak, Tenaga Ahli Mundur: Rapor Luhut Menangani Corona Selama Dua Pekan
Namun, berdasar informasi yang didapat dari manajemen restoran, yang bersangkutan sudah tidak masuk kerja sejak 15 September, setelah merasakan gejala.
Walau begitu, penutupan restoran baru dilakukan mulai 28 September kemarin.
Disinyalir, pihak manajemen terlambat memberikan informasi pada gugus tugas tingkat kecamatan, sehingga upaya penutupan sementara, untuk keperluan disinfeksi turut mengalami keterlambatan.