TRIBUNNEWS.COM - Video surutnya air laut di Pantai Benteng Portugis, Jepara, Jawa Tengah mendadak menjadi sorotan di sosial media.
Video berdurasi 15 detik ini memperlihatkan kondisi air laut yang surut.
Bahkan, hanya terlihat hamparan pasir lumpur berwarna cokelat pada Senin (28/9/2020) kemarin.
Surutnya air laut juga sampai membuat pria yang merekam video mengaku bisa menuju Pulau Mandalika hanya berjalan kaki.
Ia juga menyebut surutnya pantai di perairan Metawar, Desa Ujungwatu ini bisa menjadi objek wisata baru di Jepara.
Video tersebut langsung ramai hingga diunggah ulang oleh berbagai akun di platform sosial media.
Baca: VIRAL Video Pria Takut Disuntik hingga Diusili Satpam, Ekspresi Kocaknya Tuai Gelak Tawa Netizen
Baca: Viral Polisi Ketakutan saat Disuntik: Diledek Netizen Badan Kekar Takut Jarum, Begini Tanggapannya
Satu di antaranya, akun Instagram @ndorobeii yang mengunggah ulang video pada Selasa (29/9/2020) kemarin.
Hingga Rabu (30/9/2020) malam, video tersebut telah ditonton sebanyak 186 ribu kali.
Video tersebut juga langsung mendapat beragam respons dari warganet.
Ada yang mengaitkan hal tersebut dengan ancaman tsunami megathrust setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa.
Lantas bagaimana tanggapan dari otoritas setempat? Benarkah peristiwa tersebut hal biasa?
Carik Desa Ujungwatu, Arif'an SE mengatakan, kejadian surutnya air laut di Pantai Benteng Portugis sudah sering terjadi.
Baca: Viral Video Aksi Pria Berdandan Ikon Indonesia, Akui Dibuat Hanya Sehari hingga Tuai Pujian Warganet
Baca: VIRAL Polisi Ini Bantu Belikan Bensin Pengendara Mobil, Kekeh Tak Mau Dibayar: Sudah Tugas Saya
Warga setempat pun mengaku terbiasa dengan surutnya air laut di seputaran perairan Metawar, Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo ini.
Arif'an juga menyebut, para nelayan sudah mempersiapkan jembatan hingga di tengah laut untuk mengantisipasi surutnya air laut.
"Bahkan para nelayan sudah menyiapkan jembatan sampai tengah laut untuk mengantisipasi jika terjadi hal tersebut sehingga ketika laut surut."
"Nelayan tidak terjebak lumpur dan bisa langsung ke darat menggunakan jembatan bambu," ujar Arif'an dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (30/9/2020).
Baca: Viral Sosok Ini Berbagi Makan dengan ODGJ, Ungkap Keinginan Merawat: Agar Merasa Hangatnya Keluarga
Baca: Viral Kisah Inspiratif Anak Penjual Cireng Bisa Kuliah sampai S2, Akui Sempat Dicibir Tetangga
Hal yang sama juga disampaikan oleh Camat Donorojo Moh Eko Udyyono SIP MH.
Ia mengatakan, fenomena surutnya air laut di perairan Metawar merupakan fenomena biasa.
Ia juga menyebut agar masyarakat tidak perlu panik dan tidak membesar-besarkan fenomena ini.
"Ini merupakan fenomena biasa, masyarakat pada umumnya juga sudah mengalami hal ini dan menganggapnya biasa juga."
"Jadi kami mengharapkan bagi seluruh masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu dibesar-besarkan," ujarnya dalam keterangan video yang diterima Tribunnews, Rabu (30/9/2020).
Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Jepara, Kusmiyanto menerangkan pihaknya sudah memeriksa langsung ke lokasi.
Baca: VIRAL Curhat Warga Cilacap Kehilangan Bayi saat di Bawah Penanganan Puskesmas, Ini Kronologinya
Baca: Viral Bocah 15 Tahun Hilang Diculik Pria Tak Dikenal, Pelaku Justru Pamer Foto Mesra di Facebook
Ia menuturkan, fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan dan tidak ada kaitannya dengan ancaman tsunami.
Menurutnya, di musim kemarau seperti saat ini, lumpur tersebut memang mengendap karena dipengaruhi angin dari timur.
Namun bila memasuki musim penghujan, lumpur tersebut akan menghilang terbawa oleh ombak pantai.
Lebih lanjut, Kusmiyanto menjelaskan aktifitas masyarakat setempat tetap berjalan seperti biasa.
Mereka mengaku sudah terbiasa mengalami fenomena ini hingga tidak membuat masyarakat panik.
"Aktivitas nelayan tetap sama, bahkan masyarakat sekitar tidak was-was dan tidak khawatir karena sudah biasa dijalani," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)