TRIBUNNEWS.COM - Ratusan massa mengamuk hingga merusak sejumlah kantor pelayanan publik di Kabupaten Keerom, Papua.
Aksi anarkis tersebut dilakukan pada hari Kamis, 1 Oktober 2020 sore.
Mereka diduga kecewa dengan pengumuman hasil seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Mengenai hal ini, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw angkat bicara.
Ia menyesalkan aksi anarkis yang dilakukan massa tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapat, kerusuhan itu dipicu karena massa tak terima dengan hasil seleksi CPNS.
• Kronologi Ricuh Kedatangan Gatot Nurmantyo di TMP Kalibata, Pendemo dan Peziarah Sempat Bentrok
• Ini Reaksi Berbagai Negara Dunia Atas Kerusuhan yang Terjadi di AS Akibat Kematian George Floyd
• Kronologi Pengambilan Paksa Jenazah PDP di Makassar Berakhir Ricuh, 2 Orang Sempat Diamankan Polisi
Pasalnya, ditemukan ada sejumlah formasi yang tak diisi oleh masyarakat Papua.
"Ini disesalkan karena sesungguhnya hasil penerimaan CPNS itu sudah 80 persen warga asli Papua," kata Paulus saat dihubungi.
"Hanya saja penerimaan perawat, guru, dokter yang memerlukan kualifikasi tertentu itu yang mereka tidak terima."
"Mereka berharap semuanya diisi oleh orang asli Papua," kata dia.