"Nominal tidak seberapa, yang kita khawatirkan psikisnya," terangnya.
"Dampak psikisnya mahal itu," tambahnya.
Sampai saat ini, ketakutan masih dirasakan Atmanto dan keponakan pasca insiden penyerangan.
"Ketakutan, trauma panjang itu belum tentu satu dua minggu pulih," ucap Atmanto.
Tak Terkait Politik
Sebelumnya, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu memastikan penyebab dari penyerangan yang terjadi di Kecamatan Pedan, Klaten bukan karena masalah politik.
Kapolres memastikan hal ini lantaran aksi penyerangan tersebut terjadi di tengah masa Pilkada Klaten 2020.
Sehingga, sejumlah orang banyak yang berasumsi jika kejadian tersebut disebabkan karena masalah politik.
"Tak ada unsur politik di sini," kata Kapolres, Minggu (4/10/2020).
"Ini murni kasus pribadi," imbuhnya.
Isu politik ini berkembang di sejumlah media sosial.
Baca: Aksi Tawuran di Pedan Klaten Berawal dari Utang Rp 100 Ribu, Berujung Pengeroyokan dan Perusakan
"Namun dengan berkembangnya di sosial media, diinformasikan di sosial media dan teman-temannya datang dan terjadi keributan," ujarnya.
Edy mengaku mendapat informasi insiden ini merupakan kesalahanpahaman antar pihak.
Dari informasi yang dihimpun, permasalahan bermula saat empat orang menagih utang sebesar Rp 100 ribu kepada warga di Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten bernama ucup.