TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban keracunan sesuai menyantap nasi kuning di acara ulang tahun anak seorang pengusaha bordir asal Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, tembus sampai 171 orang sampai pada Jumat (9/10/2020) pagi.
Sebanyak 19 orang diantaranya bergejala berat sampai dirujuk ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya, sedangkan sebanyak 43 orang bergejala sedang dan ringan dirawat di ruang darurat SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
"Total jumlah korban keracunan yang sudah ditangani oleh tenaga medis sebanyak 171 orang sampai pukul 08.00 WIB hari ini," jelas Kepala Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Arif Priyanto, Jumat pagi.
"Diperkirakan (jumlah korban) akan terus bertambah dan sembuhnya tidak bisa 1 sampai dengan 2 hari. Kita terus bergerak cepat untuk penanganan medisnya karena sangat berisiko," lanjutnya.
Ibu hamil dan balita harus dirujuk
Arif menambahkan, para pasien yang dirujuk ada ibu hamil, balita, dan berumur dewasa setelah diobservasi selama 24 jam tak berkunjung membaik.
Daripada mengambil risiko yang membahayakan, tim medis langsung mengambil tindakan rujukan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.
"Balita dan ibu hamil yang panasnya tidak turun-turun setelah observasi di sini selama 24 jam tak kunjung membaik itu yang langsung dirujuk," tambah Arif.
Warga 12 kampung jadi korban, bisa tembus 500 pasien
Setelah pendataan, lanjut Arief, para korban berasal dari 12 kampung yang selama ini hadir di acara ulang tahun dan memakan nasi kuning tersebut.
Pihaknya memprediksi jumlah korban bisa sampai 500 orang dengan asumsi dalam 1 orang yang hadir ada 4 anggota keluarga di rumahnya yang ikut makan nasi kuning yang sama.
"Jadi nasi kuning acara itu dibagikan ke para saudaranya dan tetangganya yang tak hadir sebagai bentuk rasa syukur yang punya hajat. Estimasi kami korban bisa mencapai 500 orang dengan pertimbangan dari 1 keluarga ada 5 orang yang makan. Kami prediksi korban akan masih ada tambahan," ungkap Arif.
Keracunan diduga dari santannya
Dalam menangani kasus ini, pihaknya mendapatkan bantuan tenaga medis dari Puskesmas lainnya karena jumlah korban dalam dua hari ini terus bertambah banyak.