TRIBUNNEWS.COM - Seorang pedang siomay bernama Galih (19) menjadi korban bentrok demo menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja di Palembang, Kamis (8/10/2020).
Akibat aksi yang berlangsung ricuh itu, gerobak dagangannya pun ikut hancur tak besisa.
Diketahui, aksi unjuk rasa itu mulai ricuh saat anggota dewan ingin turun ke bawah menemui peserta aksi.
Namun, pada saat itu terlihat massa aksi melempari botol minuman hingga diikuti dengan masa lainnya.
Polisi pun kemudian langsung menembakkan gas air mata ke arah massa aksi untuk memukul mundur kerumunan aksi yang semakin ricuh.
Massa yang berlarian pun melempari polisi hingga ada yang menggunakan batu.
Namun belum terlihat adanya ada korban atau tidak. Mobil dan motor pihak kepolisian pun banyak yang hancur.
Bahkan tak sedikit pedagang ikut menjadi korban, termasuk Galih.
Baca: Demo Tolak UU Cipta Kerja di Malang dan Surabaya Rusuh, 634 Orang Terlibat Anarkistis Diamankan
Baca: Ricuh Aparat dan Mahasiswa Pecah saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Bar-bar Hendak Memalang Truk
Pedagang siomay yang berjualan di dalam gedung DPRD ini terpaksa merelakan gerobak milik bosnya hancur tak bersisa.
Hanya ada ban sebelah yang keadaannya sudah rusak.
Dikatakan Galih, pada saat terjadinya kericuhan dirinya tak dapat lagi menyelamatkan barang dagangannya karena masa langsung berlarian keluar gedung DPRD.
"Tadi itu gerobak langsung ditendang begitu saja oleh masa itu, tidak ada yang selamat. Sisa-sisa gerobak pun tak diketahui lagi dimana karena kericuhan ini," ungkap Galih dengan raut muka yang sedih, Kamis (8/10/2020).
Tak hanya kehilangan gerobak, sejumlah uang milik Galih hasil berjualan yang diletakkan di gerobak pun ikut hilang dan hanya bisa diselamatkan sebanyak 200 ribu.
Baca: Demo Penolakan UU Cipta Kerja di Medan Ricuh, Massa Lempari Petugas di Depan Gedung DPRD
"Kalau perkiraan adalah 450 ribu mas cuma yang bisa selamat hanya 200 karena tidak sempat lagi ngambil uang didalam gerobak tadi," lanjut pemuda asli jawa yang baru setahun berjualan ini.