Keduanya berangkulan erat disertai isak tangis.
Lama keduanya saling berpelukan tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulut keduanya.
Hanya isak tangis yang kerap terdengar. Sesekali mereka saling tatap, lalu berangkulan kembali.
Baca juga: Menanti Bertemunya Trena dan Treni, Sang Ayah Menangis, Kembar Bertemu Setelah Ibu Telah Tiada
"Saya memang sudah tak sabar ingin bertemu Treni, dan ingin membuat kejutan saat kami kali pertama bertemu," kata Trena, didampingi Treni, di rumah orang tua mereka di Cipaingeun.
Makanya, lanjut Trena, saat keinginannya dikabulkan di mana pertemuan dilakukan langsung di Stasiun KA Tasikmalaya, ia pasang strategi.
Ia tak memberi tahu Treni ikut menjemput ke stasiun. Treni tahunya Trena akan menunggu di rumah. Tak ingin kejutannya itu bocor, para wartawan pun tak diberi tahu.
Saat Treni tiba di stasiun dan bertemu dengan Enceng Dedi (59), ayah kandungnya, serta saudara-saudaranya, ia pun langsung naik mobil yang telah dipersiapkan Dinas Sosial Kota Tasikmalaya.
Treni diarahkan duduk di jok paling belakang di samping seorang perempuan sebayanya yang seperti sedang tertidur, mukanya menyelip ke jok depan.
Setelah Treni duduk dan memangku anak bungsunya, barulah Trena yang pura-pura tertidur bangun dan menatap Treni sambil mengumbar senyum.
Treni pun sempat melongo dan akhirnya keduanya berpelukan erat diwarnai isak tangis. Beberapa kali mereka terlihat saling tatap lalu berpelukan lagi.
Di luar mobil, Enceng bersama anak-anak lainnya pun terbawa hanyut suasana bahagia sekaligus haru. Trena dan Treni adalah anak ketujuh dan kedelapan dari sembilan bersaudara.
Setelah saling melepas rindu, rombongan pun akhirnya meluncur ke rumah mereka di Cipaingeun.
Para wartawan dan youtuber yang berdesakan mengabadikan momen itu, juga terdiam, terbawa larut suasana.
Kata-kata Allahu Akbar sesekali terdengar dari luar mobil.