Di sisi lain, pemateri Kedua, Prof. Endraswara, menyoroti kajian posthumanisme sastra di masa pandemi.
Dalam makalahnya, ia menggarisbawahi pentingnya perspektif posthumanisme untuk membedah karya sastra untuk menghasilkan ketepatan interpretasi.
Berbeda dengan dua pembicara sebelumnya, Prof. Syamsul membahas kemanusiaan, keberagaman, dan pendidikan di masa pandemi dalam kerangka esai-esai populer yang telah ditulisnya.
“Pendidikan adalah proses humanisasi. Pada situasi ini kita sudah mulai berdamai dengan situasi yang terjadi, tetapi kita kehilangan sentuhan manusia. Interaksi hilang."
"Meskipun ekosistem bagus, tetapi ada bagian-bagian fundamental dalam kehiduan manusia yang tidak bisa dilayani teknologi secanggih apa pun. Di sini, mutlak tatap muka fisik tetap diperlukan,” terang Prof Syamsul yang juga menjabat sebagai wakil Rektor I UMM ini.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)