Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi
TRIBUNNEWS.COM, BULUKUMBA - Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Panrita Lopi milik Dinas Pariwisata Bulukumba tenggelam di laut Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (30/10/2020) lalu.
Kapal tenggelam karena diduga karena mengalami kebocoran.
Namun, berdasarkan keterangan Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Muhammad Ali Saleng, pinisi tersebut tenggelam karena balok penyanggah tersangkut pada tali bekas rumpon atau rumput laut.
Saat itu, kata dia, terjadi angin kencang sehingga balok penyanggah samping atau kengkeng kapal tersangkut.
Namun, kini kapal tersebut sudah terapung kembali. Body kapal tidak mengalami kerusakan.
"Kapal sudah mulai terapung kembali, termasuk lantai dua kamar kapten dan fasilitas karaoke sudah tidak ada airnya," kata Ali Saleng.
Baca juga: Jelang Pilpres AS, Kampanye Terbuka di Tengah Pandemi, Ada yang Gunakan Kapal Boat di Florida
Awalnya, cerita Ali, balok itu akan kita buka pagi hari sebelum ke Bira, tapi malah tersangkut pada tali rumpon yang menyebabkan kapal miring.
"Setelah kapal miring, air masuk melalui jendela bulat. Kebetulan terbuka, sampai akhirnya seluruh badan kapal penuh air sampai top deck," jelas Ali Saleng.
Angin kencang terjadi sekitar pukul 04.00 Wita hari itu, yang diduga membuat kapal bergeser.
"Ternyata ada bekas rumpon atau pondasi rumput laut di situ," tambahnya.
Sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Pinisi Panrita Lopi milik Dinas Pariwisata Bulukumba tenggelam di Laut Tana Beru, Kecamatan Bontobahari.
Kapal tersebut berukuran 27 x 4,8 meter, yang dirancang sebagai kapal wisata pesiar. (TribunBulukumba.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kronologi Tenggelamnya Kapal Pinisi Milik Dispar Bulukumba