Setelah itu, pelaku kembali ke wilayah Cibinong tempat tinggalnya.
Ketua RT setempat, Rican bercerita bahwa gerak-gerik K sebelum ditangkap memang sempat mencurigakan.
Kecurigaan terhadap pelaku ini dirasakan beberapa warga yang dekat dengan keluarga korban.
"Tidak ada yang menyangka. Tapi kecurigaan ada, karena yang bersangkutan punya utang Rp1 juta katanya," ujar Rican kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (5/11/2020).
Melihat K tiba-tiba menghilang saat jasad Bunda Maya ditemukan, warga lantas curiga.
Namun saat itu, warga mendengar kabar bahwa K sedang pulang kampung ke Jawa.
"Saat warga nyari korban karena hilang, dia juga gak ada, pergi katanya ke Jawa, makanya mencurigakan. Jadi pas almarhum hilang, dia juga hilang," sambung Rican.
Setelah menghilang, pada Rabu (4/11/2020) pelaku ini kembali pulang ke rumahnya di Ciriung, Cibinong.
Warga yang mencurigai pelaku dan mengetahui pelaku telah pulang ke rumah, rupanya langsung melaporkannya melalui sambungan telepon kepada ketua RT.
Kala itu, sang ketua RT tidak menaruh curiga kepada pelaku.
"Telepon saya, Pak RT ke sini, katanya. Kemana?, ke rumah dia (pelaku). Ternyata ada pelaku. Saya sih biasa aja ya," akui Rican.
Langsung menginterogasi Rican, Ketua RT berhasil mendengar pengakuan pelaku.
Saat itu, pelaku hanya mengaku punya utang Rp 1 juta kepada Bunda Maya sang guru ngaji tersebut.
Namun, K membantah bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan Bunda Maya.