TRIBUNNEWS.COM - Lantaran terdesak kebutuhan ekonomi, seorang mama muda di Lamongan, Jawa Timur, nekat melakukan pencurian ponsel atau handphone (HP).
Wanita tersebut diketahui bernama Siti Handayani (31), warga Perumahan Tambora, Kecamatan Tikung.
Dalam menjalankan aksinya, Siti menyasar para pedagang di sejumlah tempat di Lamongan.
Belakangan terungkap bahwa Siti telah mencuri di 14 lokasi berbeda.
Baca juga: Demi Beli Perabotan Rumah Tangga, Pria Ini Nekat Bobol Toko Majikan, Aksinya Terekam CCTV
Baca juga: Pria Nodai Gadis Kenalannya, Korban Dianiaya setelah Minta Imbalan Rp 400 Ribu, Pelaku juga Curi HP
Kini, aksi pencurian yang dilakukan ibu dua anak itu berhasil dihentikan setelah aksinya terendus oleh Tim Jaka Tingkir Polres Lamongan.
"Aksinya sudah sangat meresahkan," kata Kapolres Lamongan AKBP Harun di Mapolres, Selasa (24/11/2020).
Tersangka diamankan sedang beraksi di Jalan Kiai Amin Kecamatan Lamongan.
Tersangka sudah beberapa kali mencuri dan yang diincar hanya ponsel atau HP.
Baca juga: Bawa Korban Kecelakaan ke Puskesmas, Pria Ini Malah Curi HP Korban yang Tak Sadarkan Diri
Harun mengungkapkan, sejauh ini, aksi tersangka hanya berada di wilayah Lamongan, yakni di toko baju, warung, dan pedagang kali lima.
"Pengakuan tersangka, sudah mencuri di 14 TKP berbeda," katanya.
Ia menambahkan, tersangka selalu menggunakan modus yang sama, yakni dengan berpura-pura membeli barang di toko atau membeli makanan di warung.
Begitu ada kesempatan, Siti langsung merampas ponsel pedagang dan bergegas meninggalkan TKP.
Baca juga: Ingin ke Luar Negeri, Pemuda Nekat Lompat Pagar Kos Tetangga untuk Curi HP, Tak Sadar Terekam CCTV
Baca juga: Curi HP Pakai Tongsis, 3 Pelaku Ini Ditangkap saat Melarikan Diri, Mengaku Sudah 7 Kali Beraksi
Baca juga: Terdesak Kebutuhan untuk Beli Susu sang Anak, Kakak Beradik Nekat Curi HP di Mal
Barang-barang hasil curiannya kemudian dijual dan ditawarkan melalui media sosial Facebook.
Dari pengakuan tersangka, uang hasil curian digunakan untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari karena gaji dari suaminya dinilai tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga.