Sebab ayahnya sudah menjalani rapid tes dengan hasil non-reaktif saat menjalani perawatan di klinik wilayah Candipuro.
"Sebelumnya ayah kan di klinik, karena alatnya terbatas dirujuk ke RS. Lalu ayah disuruh swab, yang hasilnya belum keluar tiba-tiba ibu disuruh ikut isolasi mendampingi ayah di RS. Jadi buat apa disuruh rapid kalau keabsahannya diragukan," pungkasnya.
Baca juga: Satgas Covid-19: Selama Belum Ada Vaksin, Protokol Kesehatan Obat Terampuh
Pernyataan Rumah Sakit
Pihak RSUD Pasirian Lumajang memberikan klarifikasi atas dugaan kesalahan pemberian obat terhadap pasien yang diduga terpapar Covid-19.
Direktur RSUD Pasirian, dr Wawan Arwijanto, membenarkan pihaknya melakukan kesalahan tersebut.
"Iya benar ada perawat yang salah beri obat untuk pasien," ujar dr Wawan, Selasa (24/11/2020).
Kendati demikian, dr Wawan menyebut jenis obat yang diberikan serupa dengan pasien yang tertukar.
"Sebenarnya obatnya sama cuma tertukar nama identitasnya. Jadi tidak menimbulkan efek yang gawat untuk pasiennya," jelasnya.
Sementara itu, saat disinggung mengenai keluhan pasien yang mengalami sesak nafas seusai meminum obat, dr Wawan menjelaskan bahwa hal itu adalah gejala Covid-19.
Kata dr Wawan, terkini kondisi pasien berangsur membaik.
Jika sebelumnya pasien tersebut membutuhkan oksigen 15 liter per menit, sekarang butuh 10 liter per menit.
"Ya mudah-mudahan segera membaik," ungkapnya.
Kendati demikian, dr Wawan memastikan atas kesalahan ini pihak manajemen telah memberikan punishment terhadap perawat yang melakukan kesalahan pemberian obat.
Ini dimaksudkan agar ke depan tim medis tidak lagi melakukan kesalahan.