TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Lima bocah dilaporkan hilang setelah terjadinya letusan Gunung Ile Lewotolok, Minggu (29/11/2020) kemarin.
Mereka berasa dari Desa Waienga, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata.
Diduga lima anak ini berlari menuju hutan saat terjadi letusan Gunung Ile Lewotolok.
Paulus Toon Langotukan bersama warga, orang tua, kerabat, dan aparat Polres Lembata serta personel TNI berupaya mencari memasuki hutan di malam gelap, menyusuri jalan yang diprediksi dilalui kelima anak tersebut.
Paulus Toon Langotukan, Anggota DPRD Lembata kepada wartawan, Senin (30/11/2020) mengatakan dugaan sementara kelima anak ini panik sehingga berlari menuju hutan dan hingga kini belum juga kembali.
"Karena khawatir kami melakukan pencarian namun juga belum ditemukan," tandasnya.
Kelima anak dari Desa Waienga itu adalah Philipus Kopong (difabel), Cicilan (kelas 1 SD), Meski (kelas 1 SD), Naldo (kelas 2 SD), dan Holni (kelas 4 SD).
Paulus mengharapkan bantuan semua pihak yang kemudian mendapat informasi keberadaan kelima anak ini bisa melaporkan kepada pihak berwajib.
Hingga berita ini diturunkan pencarian masih terus dilakukan karena kelima anak ini belum ditemukan.
Update Gunung Ile Lewotolok
Semburan pasir batu dan abu vulkanik belum juga berhenti hingga Minggu 29 November 2020.
Erupsi Gunung Ile Lewotolok sudah terjadi sejak Jumat 27 November 2020 pagi.
Warga di sekitar Gunung Ile Lewotolok Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur sudah mengungsi.
Hal itu untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi.