Kusumo langsung membacakan tiga poin pernyataan sikap mereka atas penolakan Rizieq Shihab.
Ketiga poin tersebut yakni :
"Bahwa kami tidak anti Habaib dan tidak anti ormas Islam, yang kami tolak adalah pribadi Rizieq Shihab agar tidak datang, mengikuti kegiatan atau menyelenggarakan kegiatan apapun di Kota Solo."
"Kami warga Kota Solo siap hidup berdampingan secara harmonis dengan semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, antar golongan, status sosial, dan ormas apapun."
"Kami warga Kota Solo menjunjung tinggi penegakan hukum dan mendukung upaya pemerintah dan aparat keamanan terkait untuk mewujudkan kesejukan dan kondusifitas wilayah sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan lancar, aman, dan nyaman tanpa ada rasa takut ataupun merasa terintimidasi oleh siapapun juga."
Seusai membacakan poin pernyataan tersebut, massa aksi lantas membubarkan diri tanpa ada perlawanan apapun.
Aksi di Gladag
Aliansi warga Kota Solo menggelar aksi penolakan Rizieq Shihab di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Sabtu (21/11/2020).
Sejumlah peserta aksi tampak membawa beberapa spanduk bertulisan, 'Warga Solo Tolak Rizieq Shihab', dan 'Warga Solo Tidak Anti Habib, Tidak Anti Ormas Islam, Warga Solo Ingin Hidup Adem Ayem'.
Selain membawa spanduk, massa membawa puluhan tongkat berbendera merah putih.
Korlap Aliansi Warga Kota Solo Menolak Rizieq Shihab, BRM Kusumo Putro mengatakan aksi penolakan Rizieq Shihab bermula dari keprihatinannya dengan situasi beberapa waktu belakangan ini.
"Ini sudah dilakukan di berbagai kota melakukan gerakan-gerakan penolakan terhadap saudara Rizieq Shihab," kata Kusumo.
Menurut Kusumo, kedatangan Rizieq Shihab berpotensi menimbulkan kegaduhan-kegaduhan di Kota Solo.
Padahal, warga menginginkan Kota Solo dalam keadaan damai, sejuk, dan kondusif.
Baca juga: Ketua FPI Pekanbaru Diciduk Setelah Bubarkan Aksi Tolak Rizieq, Polisi: Setiap Warga Bebas Bersuara