TRIBUNNEWS.COM - Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggunakan hak pilihnya di TPS 25 kawasan Ketintang Selatan, Surabaya, Rabu (9/12/2020).
Diketahui, Eri Cahyadi merupakan Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 1, berpasangan dengan Armudji.
Sebelum berangkat ke TPS, Eri Cahyadi menyempatkan sungkem kepada ibunda, Mas Ayu Esa Aisyah dan ayahnya Urip Suwondo.
Eri berangkat ke kediaman ibunda bersama sang istri, Rini Indriani Cahyadi.
Baca juga: Pilkada 2020 Hari Ini: Adly Fairuz Unggah Foto Masa Kecil, Sahrul Gunawan Bagikan Hasil Survei
Baca juga: 8 Lembaga Survei Hitung Cepat Pilkada Tangsel 2020 yang Terdaftar di KPU Kota Tangerang Selatan
Ia tiba sekitar pukul 07.20 WIB di kediaman ibunda yang juga berada di kawasan Ketintang.
Setiba di kediaman sang ibunda, Eri langsung sujud di hadapan ibunda.
Eri bersimpuh menyentuh kaki ibunda.
Air mata Ayu Esa, ibunda Eri bersama sang ayah, Urip pun tak terbendung.
Sang istri, Rini Eri Cahyadi ikut menangis.
Suasana haru seketika menyelimuti kediaman Urip.
"Wis Rik, dadi, dadi (jadi, jadi)," ujar Urip sambil menepuk pundak Eri mendoakan terpilih, dikutip dari Surya.co.id.
Dikonfirmasi di sela acara tersebut, Eri menjelaskan, sungkeman menjadi kebiasaannya yang biasa dilakukan setiap menghadapi tantangan.
"Kami selalu meminta restu orang tua," kata Eri.
"Kalau Umi saya bilang 'berangkat', saya ya berangkat. Sehingga, saya tak ada beban," kata Eri.
Selesai sungkem, Eri lantas bertolak menuju TPS.
"Saya mencoblos bersama istri. Soalnya anak-anak belum cukup umur," katanya.
Eri lantas tiba di TPS 25, Ketintang Selatan sekitar pukul 07.40 WIB dan langsung menuju bilik suara.
Ia mengikuti protokol kesehatan di TPS, mulai mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, dan menggunakan sarung tangan plastik.
Usai mencoblos sekitar 5 menit, ia lantas kembali ke kediaman ibunda.
Keberangkatan Eri Cahyadi ke TPS Membuat Anak Pertama Menangis
Masih dikutip dari Surya.co.id, Eri Cahyadi mengungkapkan jika anaknya sejak awal tidak ingin dirinya mencalonkan diri sebagai Wali Kota.
Eri mengungkapkan anaknya trauma dengan kejadian yang pernah menimpanya di masa lalu, saat menjabat sebagai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya.
"Anak pertama saya takut nangis, sejak awal anak saya tidak ingin betul (ayahnya menjadi Walikota) karena sebelum jadi calon Walikota mobil pernah ditembak," ungkap Eri Cahyadi.
Namun Eri menyebut jika keputusannya mencalonkan diri adalah sebuah amanah sehingga harus dilakukan.
Baca juga: Hari Putrinya Bertarung di Pilkada Tangsel, Wapres Maruf Amin Beri Pesan Pada Siti Nur Azizah
Baca juga: TPS Tempat Nyoblos Masing-masing Calon Wali Kota - Wakil Wali Kota Tangsel di Pilkada Serentak 2020
"Karena buat saya ini tugas, saya dipercaya menjalankan amanah ini," kaya Eri.
Eri Cahyadi juga mengungkapkan pencalonannya sebagai Calon Walikota Surabaya juga mendapat restu kedua orangtua.
"Saya mulai kecil sampai besar, saya selalu minta izin abah dan umi karena lisan keduanya lisan berbahaya ketika anak sedikit saja tidak mematuhi orangtuanya, lidahnya orangtua adalah lidah Gusti Allah,"
"Seandainya umi saya waktu tidak mengizinkan, pasti saya juga tidak akan mau," ungkap Eri sebelum mengakhiri perbincangan dengan awak media.
(Tribunnews.com/Yurika, Surya.co.id/Bobby Constantine Koloway/Pipit Maulidiya)