"Enggak tahu lagi aku jam berapa kejadiannya. Sekitar satu jam aku di rumah sakit meninggal lah anak ku ini. Dia itu anaknya rajin dan baik kali. Dari tamat sekolah dia langsung kerja bantu orang tua. Dia kerja di toko buku di Medan. Kalau luka berdarah enggak ada sebenarnya kulihat mungkin luka dalam dialaminya," kata Miswan.
Ia beserta keluarganya yang lain sama sekali tidak ada melihat gelagat aneh dari keduanya.
Setelah Malam Minggu anaknya itu tiba di rumah sama sekali tidak ada keanehan.
Ia dan keluarganya juga sama sekali tidak ada mimpi apa-apa.
"Pas mau pergi itu cuma dibilang anak ku ini cepat nanti hujan. Udah gitu aja enggak ada yang aneh-aneh. Dia kalau pulang ke rumah sekitar satu bulan sekali gitu. Udah sekitar setahun lalu dia tunangan makanya mau nikah," kata Miswan.
Miswan sempat memohon izin untuk menghentikan sesi wawancara saat itu.
Ketika disinggung soal pemakaman ia pun menangis dihadapan www.tribun-medan.com.
Ia hanya menyampaikan saat itu ada topik pembicaraan agar pemakaman dilakukan secara berdampingan saja. Namun pada akhirnya pemakaman dilakukan di tempat kediaman masing-masimg.
Suharianto sendiri dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Simalungun.
"Kalau anak saya dimakam kan di sini lah. Udah lah ya," katanya tidak sanggup melanjutkan sesi wawancara.
Pantauan www.tribun-medan.com, dua unit tenda pun masih terpasang di halaman rumah Miswan.
Disebut sebelumnya sudah dilakukan acara tahlilan dan akan dilanjutkan malam kedua dan ketiga.
Karena musibah yang terjadi dadakan para keluarga Miswan pun ada yang baru sempat datang untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa.
Saat itu Miswan dan istrinya Butet diminta untuk bisa bersabar menghadapi musibah ini.
Korban Irma merupakan anak ke empat dari lima orang bersaudara.
(dra/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Menunggu Nikah di Januari, Pasangan Kekasih Irma Yunita (23) dan Suharianto (28) Tewas Kecelakaan