News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

Kisah Viral Siswi SMP Hamil di Luar Nikah dan Ingin Aborsi, Psikolog Singgung Pola Asuh Orangtua

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi remaja hamil, kisah viral siswi SMP hamil di luar nikah yang ingin gugurkan kandungannya

TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial, kisah siswi SMP hamil di luar nikah ingin mengugurkan kandungannya.

Kisah itu viral di media sosial Instagram dan Twitter setelah diangkat oleh dokter spesialis kandungan yang menangani siswi SMP itu, dr. Rizal Fitni SpOg.

Melalui kanal YouTube dokter itu, Rizal membeberkan kisah siswi SMP yang mengunjunginya itu.

Baca juga: Viral Video Pasangan Suami Istri Berbuat Asusila di Atas Motor, sang Pria Akui Sedang Mabuk Berat

Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 7 Berita Viral Sepanjang Tahun, Ada Keraton Agung Sejagat hingga Gilang Bungkus

Pada video itu, Rizal menjelaskan ada tiga siswi SMP yang mengunjung tempat praktiknya.

Dari 3 siswi SMP ini, satu diantaranya hamil di luar nikah tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Kunjungannya ke dokter, untuk memastikan apakah bayi yang ada di kandungannya sudah tidak ada.

Saat diulik lebih jauh oleh dokter Rizal, ternyata hubungan itu ia lakukan di rumah milik temannya, tanpa pengawasan orangtua.

Kepada Tribunnews, Psikolog dari Yayasan Praktek Psikologi Indonesia (YIPPI) Adib Setiawan memberikan tanggapannya terkait kisah viral siswi SMP ini.

Menurutnya, pola asuh orangtua sangat penting dalam mendidik seorang anak.

Baca juga: Viral Video Mesum di Jalan Raya di Surabaya, Pelaku Terpengaruh Minuman Keras

Baca juga: Analisis Pengamat Soal Kemajuan Timnas U-19 Indonesia di Bawah Asuhan Shin Tae-yong

Pola asuh orangtua terbagi menjadi 3, yakni demokratis, otoriter, dan mengabaikan atau membebaskan.

"Di sini, terlihat orangtua sangat membebaskan sehingga anak tidak tahu apa yang harus dilakukan," ucapnya.

Cara pola asuh orangtua seharusnya mengajarkan perilaku mana yang salah dan yang benar.

Berdasarkan keterangannya, perkembangan anak juga terdiri dari 3, yaitu fisik, kognitif, dan seksual.

Melihat video ini, menurutnya ketiga siswi SMP itu ingin mengembangkan seksual mereka.

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan. (Istimewa/Adib Setiawan)

Perkembangan seksual dapat diperlambat dengan perkembangan intelektual dan perkembangan moral.

"Perkembangan intelektual, artinya lebih banyak belajar, kedua, perkembangan moral."

"Bagaimana mengembangkan moral pada anak baik itu melalui agama, keluarga, maupun guru," jelas Psikolog ini.

Adib menuturkan jika ketiga siswi SMP ini mungkin kurang pengawasan dan kepedulian dari orangtuanya.

Baca juga: Soal Mutilasi di Bekasi, Ahli Psikologi Forensik Singgung Pernyataan Jokowi, Pelaku Bisa Jadi Korban

"Ketiga anak ini terlihat, seolah-olah orangtuanya kurang peduli, kedua mengabaikan, ketiga, orangtua barang kali cuma bisa melarang sehingga anak-anak ini takut," jelasnya.

Ia juga menuturkan beberapa pola asuh yang dapat dilakukan oleh orangtua.

Menurutnya, orangtua harus melatih anak untuk menjaga kehormatan diri yang perlu diajarkan sejak dini.

"Misalnya, ketika SD atau usia TK, anak-anak diajarkan supaya dilarang memegang alat vital,  jangan sampai alat vitalnya dilihat oleh orang lain," ucap psikolog yang membuka praktek di Klinik Terapi Anak dan Dewasa di Pondok Aren, Tangerang Selatan ini.

Baca juga: Pelaku Nekat Mutilasi karena Kerap Dipaksa Berhubungan, Psikolog Forensik: Dia Adalah Korban

Lalu, perlunya mengajarkan anak soal berpakai dengan sopan.

"Ketika si anak tahu kesopanan seperti apa, tentunya ke depan, akan mempertahankan moral yang dimiliki, selain itu, anak perlu tahu yang boleh mencolek dia atau tidak, jadi anak diajarkan arti sebuah kehormatan dan harga diri."

"Sehingga, baik laki-laki atau perempuan, anak akan menjaga harta yang paling berharga, jangan sampai ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengaksesnya," kata Adib.

Adib mengaskan kembali pentingnya menumbuhkan rasa harga dini pada anak sejak dini.

Baca juga: Kasus Video Syur Akan Ada Tersangka Baru, Reaksi Gisel Tuai Sorotan Psikolog, Singgung Rasa Bersalah

"Rasa harga diri perlu dilatih sejak dini, entah itu pakai dialektika, diskusi dengan orangtua, atau cerita."

"Akhirnya anak-anak nantinya merasa menghargai apa yang dia miliki," ucap psikolog ini.

Selain itu, orangtua perlu berdiskusi dengan si anak betapa pentingnya anak-anak membangun cita-

"Bagaimana orangtua mengajak berdiskusi tentang pentingnya anak-anak membangun cita-cita," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Shella)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini