Dalam kondisi syok dan panik, Yogi berteriak-teriak meminta tolong warga sekitar.
Beberapa warga lalu berdatangan melihat keadaan sekitar rumah, namun tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah.
"Saya temukan di lantai dua, di kamar tidurnya sudah tidak bernyawa. Lalu saya berteriak minta tolong kepada warga," tutur Yogi setelah penemuan jenazah pacarnya, kemarin pagi.
Putu Widiastuti ditemukan dalam posisi telentang di atas kasur dengan kepala menghadap ke selatan, menggunakan bra, dan celana pendek berwarna cokelat.
Baca juga: Petani Cabai di Prabumulih Menjadi Korban Pembunuhan, Tempurung Kepalanya Pecah Dipukul Benda Tumpul
Yogi yang tinggal di Jalan Pulau Buru, Denpasar, mengaku sempat mendapat telepon dari pacarnya sehari sebelum kejadian.
Beberapa kali pacarnya menghubungi dirinya, namun ia tidak sempat mengangkat telepon.
"Dia sempat menghubungi saya beberapa kali, tapi saya tidak angkat. Baru tadi (kemarin, red) saya ke sini dan saya lihat ada bercak darah di lantai rumahnya," ujarnya.
Kepala Wilayah Dusun Poh Gading, Made Darmayasa (43), mengaku mendapat informasi dari warga soal peristiwa tersebut.
"Dari kantor saya langsung ke sini. Pas diperiksa sudah banyak bercak darah," ujarnya saat ditemui di TKP di depan rumah korban.
Namun Darmayasa dan sejumlah warga tak berani masuk ke rumah korban.
"Kami belum berani masuk, sebelum dari Bhabin masuk terlebih dahulu ke dalam rumah," tambahnya.
Ia mengaku mendapat laporan penemuan mayat ini sekitar pukul 08.30 Wita.
"Tahunya sekitar setengah 9 atau jam 9 pagi. Pas saya lihat memang pintu dan pagar terbuka. Saya dapat info, kalau ada sepeda motor Honda Scoopy warna merah milik korban juga hilang di rumah korban," terangnya.
Diketahui Putu Widiastuti merupakan pegawai swasta di salah satu bank ternama di Kuta.