Laporan Wartawan Serambi Indonesia Zainun Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Pihak Satuan Reskrim Polres Aceh Barat Daya erupaya mengungkap kasus menimpa Anna Mutia (28), perawat tenaga kontrak di Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan (RSUTP) Abdya, yang ditemukan dalam kondisi tangan kanannya putus total.
Perempuan ini ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri di atas jalan Dusun Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh, Senin (28/12/2020) pagi.
Sebelumnya perempuan ini mengendarai sepeda motor menuju Desa Ie Mameh, Kecamatan Kuala Batee, Abdya.
Upaya yang sudah dilakukan pihak Satuan Reskrim Polres Abdya adalah meminta keterangan sejumlah saksi.
Saksi yang diminta keterangan bukan yang melihat langsung kejadian, melainkan 4 atau 5 petani yang sedang bekerja di kebun sekitar TKP (tempat kejadian perkara) ketika peristiwa itu terjadi sedangkan saksi yang melihat kejadian belum ada.
Berdasarkan keterangan saksi (petani), personel Sat Reskrim Polres Abdya, melakukan olah TKP.
“Olah TKP berdasarkan keterangan saksi telah kita laksanakan hari Minggu,” kata Kapolres Abdya, AKBP Muhammad Nasution SIK melalui Kasat Reskrim AKP Erjan Dasmi STP dihubungi Serambinews.com, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Banjir di 6 Kecamatan Wilayah Aceh Timur, Ratusan KK di Birem Bayeun Mengungsi
Olah TKP dilaksanakan untuk mengetahui titik keberadaan saksi atau petani pada saat terjadi peristiwa tersebut.
“Saat kejadian, petani tersebut berada di titik mana,” kata Kasat Reskrim.
Beberapa petani diminta keterangan, kemudian dilakukan olah TKP, karena ketika peristiwa terjadi mereka sedang bekerja di kebun sekitar lokasi.
Tapi, saksi atau petani tersebut mengaku tidak melihat langsung kejadian tersebut.
Peristiwa cukup aneh yang terjadi Senin pekan lalu itu, menurut Kapolres Abdya melalui Kasat Reskrim AKP Erjan Dasmi STP, masih misterius penyebabnya.
“Dugaan sementara tangan kanan perawat tersebut putus terkena benda tajam, bisa terkena sepeda motor, arit (alat potong TBS kelapa sawit) dan bisa terkena pisau,” katanya.
Ditanya, kendala mengungkapkan penyebab peristiwa yang terus menjadi perbincangan hangat publik itu, Kasat Reskrim AKP Erjan Dasmi menjelaskan, terkendala tidak ada saksi yang melihat langsung.
Baca juga: Tercium Bau Busuk Saat Sabit Rumput, Warga Tabanan Temukan Mayat Wanita
“Belum ada saksi yang melihat langsung. Petani yang bekerja sekitar lokasi juga tak melihat kejadian itu. Korban sendiri juga dilaporkan tak melihat,” ungkapnya.
Begitu pun, Sat Polres Abdya, terus berusaha maksimal untuk mengungkan penyebab dan motif peristiwa yang menarik perhatian masyarakat itu.
“Kami terus bekerja maksimal dengan mengumpulkan informasi. Jika ada informasi, agar disampaikan kepada kami sehingga penyebabnya menjadi jelas,” kata AKP Erjan Dasmi STP.
Diberitakan, Anna Mutia (28), mengalami putus total tangan sebelah kanan saat mengendarai Sepmor di lintasan Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh menuju Desa Ie Mameh Kecamatan Kuala Batee, Senin pagi (28/12/2020).
Tim Satreskrim Polres Abdya hingga saat ini belum menemukan penyebab putusnya lengan Anna Mutia.
“Masih pertajam lidik," ujar Kapolres Abdya, AKBP Muhammad Nasution SIK kepada Serambinews.com, Rabu (30/12/2020) malam.
Lengan kanan Anna Mutia diketahui putus secara tiba-tiba pada bagian atas siku saat dalam perjalanan pulang mengendarai sepmor usai tugas piket malam di RSUTP Abdya.
Anna dan seorang rekannya pulang menggunakan sepeda motor masing-masing melalui jalan lintasan Desa Ujong Padang menuju Ie Mameh, tembus ke Simpang Tiga Krueng Batee (Jalan Raya), Kecamatan Kuala Batee.
Hingga kini belum diketahui apa yang menyebabkan lengan Anna terputus.
Korban mengaku tidak tahu apa yang terjadi, meski saat kejadian itu ia masih dalam kondisi sadar.
Demikian juga dengan teman Anna yang pulang bersama dirinya saat hari kejadian, juga tidak tahu menahu.
Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi, mengaku sudah memeriksa lima saksi, tetapi belum ada yang mampu menjelaskan dan melihat langsung saat insiden tersebut terjadi.
"Sampai saat ini kita belum menemukan petunjuk dan titik terang apa penyebab putusnya tangan korban," ujarnya.
Karena itu pihaknya belum bisa menyimpulkan, apakah itu kasus laka lantas atau masuk kategori kriminal. "Belum ada. Iya, kami bingung juga ni, kok bisa tangannya putus," ungkapnya.
Meski begitu, polisi akan terus berusaha mengungkapkan kasus tersebut, termasuk meminta keterangan terhadap korban dan keluarga dekat.
"Iya, kita tunggu beliau, karena beliau yang mampu menjelaskankan. Saksi-saksi yang kita periksa pun tak ada yang bisa memberikan petunjuk," imbuh AKP Erjan Dasmi.
Tinjau TKP
Untuk mencari informasi lebih jauh, Serambinews.com, Rabu (30/12/2020) meninjau lokasi TKP di Dusun (Lorong) Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh.
Amatan di lokasi, kondisi jalan di tempat kejadian sudah beraspal mulus dan tidak bergelombang.
Suasana di sekitar lokasi sebenarnya juga tidak terlalu sepi.
Meskipun tidak ada rumah penduduk, namun di sebelah kiri jalan menuju Ie Mameh terdapat hamparan kebun jagung yang sudah dipanen.
Bersebelahan dengan areal kebun kelapa sawit milik masyarakat dengan ketingian pohon sekitar 5-6 meter.
Sedangkan sebelah kanan jalan terdapat hamparan lahan terbuka bekas penanaman kacang tanah. Lahan terbuka itu itu dibatasi pagar dari kayu hidup dan diapit bentangan kawat berduri.
Saksi Juga Bingung
Saat kejadian Senin (28/12/2020) pagi, sekira pukul 8.30 WIB, di lokasi ada beberapa petani yang bekerja membersihkan lahan.
Dua di antaranya adalah Bustami dan Cut Abu, keduanya warga Desa Ujong Padang.
Saat kejadian, Bustami dan Cut Abu mengaku sedang membersihkan lahan dengan cara menebas rumput.
Jaraknya sekitar 30 dan 25 meter dari titik lokasi Anna Mutia mengalami putus lengan.
“Saya mendengar suara menjerit minta tolong dan terdengar suara seperti suara kendaraan jatuh.
Saat kami tiba di lokasi, sudah ada teman korban yang mengendarai kendaraan lain juga menjerit histeris minta tolong.
Suasana di lokasi segera menjadi ramai oleh para pelintas,” kata Bustami yang juga dibenarkan Cut Abu.
Baca juga: Andika Mahesa Positif Covid-19, Kini Jalani Perawatan di Rumah Sakit Bandar Lampung
Bustami melihat korban tergeletak di atas aspal dalam posisi tubuh melintang di atas jalan.
Lengan korban yang terputus mengeluarkan darah segar, sementara potongan lengan lainnya terpisah sekitar 2 meter, sebelah kiri bahu jalan.
Saat kejadian itu, Bustami dan Cut Abu mengaku tidak ada melihat pekerja yang melintas di jalan yang membawa alat potong kelapa sawit, berupa galah yang ujungnya diikat sabit.
Juga tidak melihat orang lain di jalan atau dalam semak di bahu jalan.
“Kalau ada, kan bisa terlihat oleh kami, karena hanya terhalang pagar yang tembus pandang ke jalan,” kata Bustami.
Dirinya juga bingung memikirkan penyebab sehingga korban mengalami putus lengan.
Ia juga tidak berani berpendapat tentang kemungkinan disebabkan kecelakaan tunggal.
Apalagi di lokasi tidak terdapat benda tajam, kecuali tunggul pohon Asan yang lumayan besar. Pohon Asan itu tumbuh di sebelah kiri jalan atau bersebelahan dengan tanaman kelapa sawit.
Sementara beberapa warga lain yang melihat lokasi kejadian menduga perawat Anna Mutia mengalami putus lengan karena tindak kekerasan menggunakan senjata tajam.
“Mana mungkin tiba-tiba tangan putus tanpa sebab,” kata salah seorang warga.
Warga itu menduga, Anna sudah sudah menjadi target dari pelaku yang menunggu di balik semak yang berada di bahu jalan sekitar lokasi.
Bisa jadi pelaku melakukan aksinya dengan sangat cepat dengan melayangkan senjata tajam tepat mengenai lengan kanan korban, dan langsung mundur ke dalam semak sehingga tidak diketahui orang lain.
Suami Anna, Fajri sebelumnya juga mengaku bingung atas kasus yang menimpa istrinya.
“Peristiwa itu sangat janggal dan aneh. Ada sesuatu yang tak mampu terpikir ke sana oleh saya,” kata Fajri yang mengaku sedang mendampingi istrinya di RSUZA Banda Aceh.
Fajri mengaku sudah bertanya langsung kepada istrinya saat dalam perjalanan ke Banda Aceh.
Kepada suaminya, Anna mengaku tidak mengalami kecelakaan, dan tidak berpapasan dengan orang atau kendaraan lain.
“Istri saya hanya mendengar suara berdetak. Lalu, separuh tangan sebelah kanan putus dan jatuh.
Dia (korban) masih sadar dan sempat menjerit minta tolong kepada temannya yang melaju di depan,” papar Fajri.
Saat ini, Anna masih dalam perawatan di RSUZA Banda Aceh seusai operasi penyambungan lengan, Selasa (29/12/2020).
Operasi tersebut berjalan sukses, namun untuk memastikan apakah lengan itu masih berfungsi atau tidak, tergantung pada hasil observasi beberapa hari ke depan
Dicopot Kembali
Sementara itu, Tim dokter RSUZA Banda Aceh, kembali melakukan operasi untuk mencopot lengan Anna Mutia (28), perawat RSUTP Abdya.
Pencopotan itu dilakukan hanya berselang sekitar 12 jam sejak penyambungan dilakukan.
Suami Anna, Fajri, kepada Serambinews.com mengatakan, operasi pencopotan lengan Anna itu dilakukan pada Kamis (31/12/2020).
Berdasarkan hasil pemantauan tim dokter, Fajri mengatakan bahwa aliran darah pada lengan Anna yang disambungkan itu tidak berfungsi dengan dengan baik, sehingga dokter menyarankan untuk dilepas kembali.
“Setelah bermusyawarah dengan keluarga, akhirnya seluruh keluarga sepakat, untuk dioperasi kembali,” ujarnya.
“Tangan yang dicopot itu juga sudah ditanam," tambah Fajri lagi.
Pencopotan lengan Anna Mutia itu harus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya infeksi dan hal-hal yang membahayakan lainnya.
"Karena memang tangannya tidak berfungsi kembali, dikhawatirkan menyebar dan terjadi infeksi ke bagian yang lain, maka dengan berat hati harus dicopot kembali," tutupnya.
Anna dilarikan ke RSUZA Banda Aceh tak lama setelah kejadian. Sesampai di RSUZA, dilakukan operasi penyambungan kembali yang berlangsung selama sekitar 6 jam.
Operasi dimulai pukul 23.20 Senin (28/12/2020) dan Selesa pada pukul 05.00 WIB Selasa (29/12/2020).
Direktur RSUTP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB seusai operasi tersebut, ketika ditanya Serambi mengaku tidak bisa memastikan apakah lengan Anna yang terputus bisa berfungsi kembali atau tidak, karena hasilnya tergantung pada hasil observasi atau pemantauan yang dilakukan tim medis.
"Hasilnya mulai nampak beberapa hari kedepan, tentu kita berdoa tangannya bisa kembali berfungsi normal," katanya ketika itu.
Hingga kini belum diketahui apa yang menyebabkan lengan Anna terputus. Korban mengaku tidak tahu apa yang terjadi, meski saat kejadian itu ia masih dalam kondisi sadar.
Demikian juga dengan teman Anna yang pulang bersama dirinya saat hari kejadian, juga tidak tahu menahu.
Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi, Rabu (30/12/2020) malam kepada Serambi mengaku sudah memeriksa lima saksi, tetapi belum ada yang mampu menjelaskan dan melihat langsung saat insiden tersebut terjadi.
"Sampai saat ini kita belum menemukan petunjuk dan titik terang apa penyebab putusnya tangan korban," ujarnya.
Karena itu pihaknya belum bisa menyimpulkan, apakah itu kasus laka lantas atau masuk kategori kriminal.
"Belum ada. Iya, kami bingung juga ni, kok bisa tangannya putus," ungkapnya.
Meski begitu, polisi akan terus berusaha mengungkapkan kasus tersebut, termasuk meminta keterangan terhadap korban dan keluarga dekat.
"Iya, kita tunggu beliau, karena beliau yang mampu menjelaskankan. Saksi-saksi yang kita periksa pun tak ada yang bisa memberikan petunjuk," imbuh AKP Erjan Dasmi.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Satuan Reskrim Polres Abdya Olah TKP Perawat Putus Tangan, Penyebab Masih Misterius