TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMP meninggal dunia saat gempa di Sulawesi Barat.
Korban ternyata pergi ke Majene karena hendak bertemu sang ayah.
Satu orang warga asal Kota Palopo meninggal saat gempa 6.2 SR terjadi Kabupaten Majene Sulbar, Jumat (15/1/21) dinihari.
Dia adalah Muh Fachrul Razi, siswa SMPN 2 Palopo.
Hal tersebut pertama kali disampaikan guru karate korban, Raslim melalui grup WA.
"Warga Palopo yg meninggal akibat gempa di Majene, almarhum kebetulan berlibur ke sana karena ayahnya tugas di Kodim Majene," tulis Raslim Jumat (15/1/21) pukul 18.50 Wita.
Terpisah, Kepala SMPN 2 Palopo, Suwarnita Sago Gani yang dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Iye siswaku ini, dia hanya mau ketemu bapaknya saja, karena selama ini bapaknya ditugaskan di Majene,” sebutnya.
Baca juga: Gempa Susulan Magnitudo 5.0 di Majene Pagi Ini Tidak Berpotensi Tsunami
Baca juga: 189 Korban Luka Berat Dirawat Pasca Gempa Magnitudo 6,2 di Mamuju
Menurut informasi yang dihimpun tribunpalopo.com, mayat korban sudah tiba sore tadi di kediamannya di Jl Pepabri Kecamatan Bara Kota Palopo.
Rencananya akan dimakamkan besok, di kampung halaman ibunya di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa susulan terus mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar).
Hingga malam ini dilaporkan sudah 31 kali gempa susulan pasca gempa 6,2 SR pada Jumat (15/1/2021).
"Terakhir tadi ada tiga gempa yang tercatat. Iya (totalnya sudah 31 gempa susulan, " Kata Prakirawan BMKG Stasiun II Majene, Hadi Nur Rohman, Jumat (15/1/2021) malam.
BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menempati hunian yang sudah mengalami kerusakan, walaupun itu kerusakan ringan berupa retak retak kecil.
Warga disarankan untuk mengungsi ditempat tempat terbuka.
Bagi masyarakat yang berada dipesisir pantai, jika merasakan kembali goncangan yang sangat kuat, segera melakukan evakuasi mandiri mencari tempat tempat ketinggian
Gempabumi yang terjadi saat ini merupakan kejadian gempabumi yang sumber gempabuminya berada didarat.
Jika terjadi goncangan yang sangat kuat di pesisir pantai, akan memungkinkan terjadinya longsoran bawah laut.
Longsoran bawah laut tersebut yang akan memicu terjadinya tsunami.
"Tapi sebatas potensi, kapan terjadinya gempanya itu tidak ada yang tahu kepastiannya, " Ujarnya.
(Tribun Timur/Arwin Ahmad, Nurhadi)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Liburan ke Rumah Ayahnya di Kodim Majene, Siswa SMPN 2 Palopo Meninggal Saat Gempa dan Sudah 31 Kali Gempa Susulan Guncang Sulawesi Barat