TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin memutuskan untuk meniadakan proses pendidikan, baik secara daring maupun luring untuk tingkat SD hingga SMP.
Kebijakan ini diambil lantaran di wilayah itu masih dilanda banjir.
Kebijakan meniadakan proses belajar mengajar ini berlaku Senin (18/1/2020) hingga sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Diliburkan sementara. Mau gimana lagi, mereka masih sibuk karena banjir, guru-guru dan muridnya. Nanti sambil kami tunggu. Kalau memang banjir sudah selesai, baru belajar lagi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto.
Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh pendidikan tingkat SD dan SMP yang ada di Kota Banjarmasin.
"Berlaku untuk seluruh SD dan SMP. Kalau PJJ terkendala pemadaman listrik. Kalau luring terkendala ruang kelas yang tergenang," ungkap Totok.
Kepala SMP Negeri 7 Banjarmasin, Kabul, menjelaskan, pihaknya sudah menerima anjuran untuk meniadakan proses pendidikan.
"Kemarin melalui pesan WhatsApp, sekolah disuruh libur sementara dulu," ucap kabul.
Sedangkan kegiatan belajar terhenti, saat ini Kabul mengaku, pihaknya fokus untuk melayani murid maupun guru yang ingin mengungsi.
Baca juga: Jokowi Sebut Banjir di Kalimantan Selatan Tergolong Besar, Rendam 10 Kabupaten/Kota
Sehingga, sekolah dijadikan sebagai tempat mengungsi korban banjir.
"Kami memfasilitasi sekolah untuk menjadi tempat mengungsi. Bukan hanya untuk guru dan murid, masyarakat sekitar sekolah juga bisa," ujarnya.
Meski sekolah diliburkan, pengecekan tetap dilakukan guna memantau perkembangan dan tinggi air di sekolah. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Banjir di Kalsel, Disdik Banjarmasin Liburkan Sekolah karena Guru dan Murid Terdampak