"Mia sosok yang luar biasa selalu ada untuk temannya, cepet akrab sama orang, selalu mengerti dengan sahabat, Mia teman seperjuangan saya dari awal sejak di Bali.
Kita berdua merantau bareng, berjuang bareng," ungkap Dayu saat dijumpai Tribun Bali.
"Dulu kami satu SMA dan satu bangku, kita berdua sama-sama bercita-cita menjadi cabin crew," jabarnya.
Menurut Dayu, kepergian Mia untuk selama-lamanya membuat seluruh orang yang mengenal pasti merasa kehilangan.
"Semua teman kehilangan," ucapnya.
Dayu berdoa agar Mia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan pergi dalam damai.
"Semoga Mia mendapat tempat terbaik," tuturnya.
Meskipun berbeda tempat tinggal di Tangerang, namun Dayu dan almarhumah Mia sering bertemu dan intens berkomunikasi melalui handphone.
Terakhir, Dayu, Srita dan almarhumah Mia berjalan-jalan di salah satu Curug di Bogor pada akhir tahun lalu.
Dayu mengaku sebelumnya tidak memiliki firasat apapun atas peristiwa memilukan ini.
"Tidak ada firasat saya," ucap dia.
Jenazah Tiba di Rumah Duka
Diiringi dua sahabat dan kakak kandungnya, jenazah Mia Tresetyani Wadu (23) tiba di kediaman Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Panjer, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Rabu 20 Januari 2021 sore.
Turun dari ambulans, Peti jenazah Mia diusung oleh crew dari Maskapai Sriwijaya Air Bali.