Almarhumah Mia merupakan bagian dari jemaat GPIB Maranatha Denpasar.
Mia aktif dalam gerakan pemuda gereja dan dikenal sebagai pribadi yang rajin dan taat beribadah.
Pihaknya meminta kepada Maskapai Sriwijaya Air untuk mengawal kepulangan jenazah Mia.
Khususnya permintaan khusus keluarga adalah jenazah Mia dikawal dua teman karib sekaligus teman sejawatnya.
Keputusan penjemputan jenazah Mia di Bandara Ngurah Rai Bali ini berdasarkan pertimbangan sejumlah faktor, salah satunya adalah masa pandemi covid-19.
"Saya sudah memastikan kepada pihak maskapai bahwa kami mohon untuk dikawal oleh teman sejawat yang juga teman karibnya, Dayu dan Srita, teman baiknya," ujar kerabat Mia, Yudi Irawan.
"Dayu sama Srita dua teman baik yang selama ini ikut membantu proses di sana, memang mereka ada petugas khusus yang mendampingi update tentang informasi dari Mia," imbuhnya.
Mia merupakan salah satu pramugari dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJY – 182 rute Jakarta – Pontianak yang mengalami musibah kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu.
Mia Zet Wadu merupakan bagian dari Ikatan Keluarga Besar Flobamora Kolorai Hawu, Sabu Raijua Bali.
Pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta Pontianak, yang take off pada 14.36 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta sempat hilang kontak dan kemudian diketahui terjatuh di perairan.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa saat take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng,
Pesawat jenis Boeing B737-500 tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1994.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pengakuan Dayu, Teman Seperjuangan Pramugari Mia di Bali Hingga Perantauan: Kami Sangat Kehilangan