TRIBUNNEWS.COM - Es Buah Campur Gerjen Pak Lantip menjadi satu jujukan berwisata kuliner saat berada di Kota Yogyakarta.
Ternyata es buah campur ini sudah eksis sejak tahun 1965.
Kisah berdirinya Es Buah Campur Gerjen Pak Lantip dibagikan langsung oleh Marmono.
Pria uang menjadi pegawai es buah Pak Lantip ini saat ditemui TribunJogja.com terlihat dengan cekatan menyerut es balok dan menuangkannya ke dalam mangkok yang telah berisi berbagai macam buah dan isian lain.
Di antaranya, nangka, sawo, kelapa muda, alpukat, melon, kolang-kaling, cincau, dan tape singkong.
Baca juga: Viral Video Bule Jualan Mi Ayam di Jogja, Berawal Cari Bisnis Sampingan saat Pandemi Covid-19
Begitu terbentuk gunungan es di atasnya, Marno menuangkan sirup gula jawa dan gula pasir.
Pelanggan juga bisa memilih salah satu di antara jenis gula itu sesuai selera.
Sejak dahulu, es buah Pak Lantip buka lapak di tepi Jalan Nyai Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta yang lengang.
Pelanggan dapat duduk dan menikmati es yang segar itu di tempat.
Selama Pembatasan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) ini, penjualan es buah Pak Lantip cukup merosot.
"Hanya tinggal 50 persen dibanding masa normal."
"Biasanya saya jualan gulanya 25 kg sehari habis, sekarang 10 kg saja belum tentu habis," tutur Marno ditemui di lokasi.
Kendati demikian, Marno mengungkapkan, es buah Pak Lantip tetap bertahan untuk berjualan karena tak ingin mengecewakan pelanggannya.
"Ini buka agar pelanggan enggak kecewa saja," imbuhnya.
Saat pertama kali berjualan pada 1985, menurut Marno, satu porsi es buah Pak Lantip dijual seharga Rp250.
Saat itu masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca juga: Jelajahi Kuliner Nusantara, Nikmati Kelezatan Menu Pilihan di Hotel Santika Premiere Bintaro
Setelah itu, setiap tahun es buahnya hampir selalu mengalami kenaikan harga.
Kini, satu porsi es buah Pak Lantip dijual seharga Rp 9.000.
Adapun resep dan bahan baku es buahnya tak pernah berubah sejak awal.
Ia bercerita, memiliki beberapa pelanggan setia dari jauh.
Contohnya, pelanggan yang kini tinggal di Kalimatan.
Pelanggan tersebut dahulu bersekolah di Pondok Pesantren Muallimat, kuliah di Yogyakarta, dan saat ini bekerja di Kalimatan.
"Tapi kalau kembali ke sini, pasti mampir. Dia pelanggan dari awal," terang Marno.
Es buah Pak Lantip beroperasi tanpa hari libur, yakni Senin-Minggu pukul 10.00-16.30 WIB.
Namun, saat pelanggan sedang ramai, terkadang bisa habis pukul 15.00 WIB.
Rasa dahaga di tengah teriknya siang langsung terobati jika menikmati es buah legendaris ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Es Buah Campur Gerjen Pak Lantip Yogyakarta, Dirintis Sejak Era Pak Harto
(Tribunjogja.com/Maruti Asmaul Husna)