Keadaan Abas lalu mendapat perhatian dari komunitas Pemuda Sebatik, para pemuda yang tergabung dalam Sebatik Milenial Care (SMC) tersebut menyambangi Abas.
Mereka mengaku prihatin dan bersama sama membersihkan tempat Abas yang tak lebih dari sebuah kandang ayam.
‘’Memang beliau sakit, depresi juga karena dalam kondisi seperti itu ditelantarkan, istrinya pergi, tidak ada ada yang urus, ini yang coba kita carikan solusi,’’kata Humas SMC, Yasir.
SMC akan berusaha lebih sering memantau kondisi Abas.
Untuk masalah kebersihan tempat Abas, para pemuda akan kerja bakti, sementara untuk biaya pengobatan, para pemuda tersebut akan mencoba menggalang donasi.
Didaftarkan dalam penerima BLT Desa
Staf kantor Desa Tanjung Karang, Kasma saat dihubungi juga mengakui bahwa Abas termasuk warga desa setempat yang butuh perhatian serius.
Kasma yang juga ikut melihat langsung kondisi Abas, ikut terenyuh, ia menyaksikan sendiri di kolong rumah yang ditempati Abas, penuh dengan kotoran ayam.
‘’Ada mungkin sekitar setahun tidak mandi, anak anak dari SMC mandikan dia, saya ikut bersihkan tempatnya, banyak sekali kotoran ayam kasihan,’’katanya.
Kasma juga mengatakan bahwa Abas, sebelumnya masuk dalam daftar penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Hanya saja, PKH dimaksud atas nama istrinya, sehingga bantuan tersebut tidak bisa diberikan untuk Abas.
Saat ini, Pemerintah desa Tanjung Karang Sebatik sudah memasukkan nama Abas dalam daftar penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa. Setiap bulannya ada uang sebesar Rp.300.000 yang dianggarkan.
‘’Kita sudah daftar namanya, kalau mekanismenya akan kita bicarakan lagi, apakah tunai dikasih, tapi kalau tunai dengan keadaan dia begitu, bingung juga,’’kata Kasma.
(Kompas.com/Ahmad Zulfiqor)