Menurutnya, ada sesuatu yang menarik dalam karya Puji. Itu sebabnya ia bersedia menjadi mentor wanita tersebut sejak masih di sekolah.
"Baru setahun terakhir ini saya ajari dia lebih banyak lagi tentang seni lukis," kata Iwan.
Guru Ekstrakurikuler dari SLB tersebut mengaku sempat putus komunikasi dengan Puji pasca ia lulus sekolah. Apalagi setelahnya ia memutuskan untuk menikah.
Kini, Iwan masih aktif memberikan bimbingan pada Puji. Adapun ia mengajarkan bagaimana teknik mencampurkan warna cat sesuai komposisinya.
"Nanti dia bisa belajar sendiri bagaimana cara mencampur warna cat yang ideal," ujarnya.
Puji sendiri berangan-angan bisa menjual karya lukisnya tersebut ke pecinta seni lukis atau kolektor yang berminat.
Apalagi nantinya ia sudah dijanjikan untuk ikut dalam pameran lukisan.
Ia mengatakan ingin memiliki rumah sendiri.
Tak Sekadar Pelukis, Made Wianta Gaungkan Gerakan Budaya, Sang Istri Ceritakan Kisah Karya Kaligrafi
Kisah Ana Lansia Penyandang Disabilitas, Kehilangan Kaki Pascakecelakaan dan Harus Hidupi Empat Cucu
Pasalnya sampai saat ini ia bersama suami dan anaknya masih tinggal bersama kedua orang tua Puji.
"Saya ingin dari hasil lukisan ini bisa membeli rumah sendiri nantinya. Tak perlu mewah, yang penting milik sendiri," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Puji Warga Panggang Gunungkidul, Keterbatasan Fisik Tak Halangi Semangatnya Melukis
(Tribunjogja.com/ Alexander Aprita)