News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Pekalongan, Air Genangannya Warna Merah, Warga Ungkap Kecurigaannya

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana banjir berwarna merah di Pekalongan.

TRIBUNNEWS.COM - Pekalongan, Jawa Tengah, dilanda banjir, Sabtu (6/2/2021) dini hari.

Banjir tersebut menjadi sorotan karena air yang menggenangi rumah warga, berwarna merah.

Menurut sejumlah warga, banjir tersebut diduga karena seseorang membuang obat batik.

"Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir," kata Furqon, salah satu warga setempat.

Sementara itu, menurut Khodori (32) warga Kelurahan Pasirkratonkramat mengatakan, banjir datang pada Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Banjir di Stasiun Tawang Semarang Bertambah Parah hingga Sabtu Siang, Perjalanan Kereta Terhambat

Baca juga: Harimau di Kebun Binatang Kota Singkawang Lepas, Dibius Tak Mempan, Dilumpuhkan dengan Peluru Tajam

Lalu banjir tak kunjung surut karena hujan deras membuat Sungai Loji meluap dan akhirnya merendam rumah warga.

"Warga sudah menyedot air banjir dengan pompa tapi airnya kembali lagi. Kalau dihitung banjir sudah tiga kali terjadi. Rata-rata karena meluapnya sungai saat hujan deras turun lebih dari empat jam," kata Khodori saat ditemui, Kamis.

Pengendara melintasi genangan air banjir berwarna merah di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Sabtu (6/2/2021). 

Cari oknum warga

Terkait dugaan ada warga yang membuang obat batik, Lurah Jenggot Taibin mengaku masih mencari sumber informasi tersebut.

Namun dirinya mengakui telah mendapat informasi jika ada warga yang sengaja membuang bahan pewarna batik.

Baca juga: Dikirimi Video Porno oleh Berandalan Kampung, Emak-emak di Ngawi Naik Pitam, Langsung Lapor Polisi

"Saya dapat info itu obat sisa yang dibuang. Saya sedang cari informasi siapa pelakunya," ungkap Tabiin.

Sebagai informasi, menurut Taibin, akhir-akhir ini tak ada aktivitas produksi batik di wilayahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini