“Memang ini (kursi roda) sudah saya idam-idamkan dari dulu, sudah lama sekali. Soalnya ibunya ini sudah keberatan untuk menggendong, sedangkan saya tiap hari buruh harian nggak bisa terus mengajak anak saya,” ujar Suparman berkaca-kaca.
Sementara Kapolres Harvi sendiri juga tak bisa membendung air matanya. Ia tak kuasa menahan tangis setelah melihat kondisi Hayu yang lumpuh total.
Padahal seharusnya anak seusia Hayu bisa bersekolah dan bermain bersama teman-temannya.
“Saya tanya (Suparman) tadi, anaknya umur 12 tahun. Saya ingat anak saya di rumah,” ucap Harvi yang tetiba berhenti lalu menitikkan air mata.
“Anak saya laki-laki, umur 11 tahun usianya kurang lebih sebesar adik Hayu. Saya ikut merasakan bagaimana apa yang dirasakan oleh orang tuanya adik Hayu. Di mana anak seusianya semestinya bisa beraktivitas, bisa sekolah,” sambung dia.
Harvi berharap Suparman dan keluarga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam merawat Hayu.
Sebab, lanjut Harvi, sejatinya anak termasuk Hayu, adalah titipan Tuhan.
“Semoga orangtua adik Hayu terus diberikan kesehatan, bisa menjaga amanah anak yang dititipkan oleh Allah dalam kondisi apapun. Itu merupakan amanah yang luar biasa yang harus dijaga,” tuturnya.
Kelainan mikrosefali
Bidan Desa Maguan, Yulistiana mengatakan, Hayu diduga menderita kelainan mikrosefali sejak lahir.
Sebuah kondisi di mana lingkar kepala bayi kecil karena otak tidak berkembang dengan baik di dalam rahim atau berhenti tumbuh ketika lahir.
“Jadi pengecilan otak. Kan otomatis untuk perkembangannya akan tergangu,” jelas Yulistiana.
Baca juga: Aksi Heroik Bripka Indra, Tolong Anak Kecil dan Ibu Hamil dari Pembacok hingga Nyaris Disabet Parang
Menurut Yulistiana, kini kelainan yang dialami Hayu sudah tak lagi bisa disembuhkan.
“Kalau secara medis itu kemungkinan sudah agak terlambat. Dari awal sebenarnya waktu masih usia sekitar dua tahun itu kita terapikan, Insya Allah kalau rutin otomatis bisa ada perubahan. Cuma kan ibunya juga ada kendala biaya,” paparnya.