"Kalau setiap pengajian pasti nunggu Marsah dulu baru dimulai," ucap perempuan berusia 70 tahun tersebut.
Marsah (Almh), adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.
"Selalu bekerja keras sampai-sampai kalau pulang abis jualan kakinya suka biru-biru tapi rasa lelahnya tidak pernah ia perlihatkan," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
"Seharian jual sayur kadang abis dapet Rp 300.000 sampai Rp 500.000 kalau lagi rame, kalau ngga abis paling dijual dirumah," ujarnya sambil terus menitihkan air mata.
Puput Putriani, menantu dari anak pertamanya marsah mengatakan ia adalah sosok yang baik, ramah dan lemah lembut.
"Masih tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya," ujar Puput.
Keluarga merasa sangat kehilang sosok Marsah, rasa sedih dan duka masih menyelimuti keluarga yang harus mengikhlaskan kepergiannya dengan cara yang teragis.
"Kami berharap agar pelaku segera ditangkap dan di beri hukuman yang setimpal agar Marsah tenang disana," ujar perempuan bekerudung sambil terus menitihkan air mata.
Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Berawal Mabuk di Saung, Pelaku Cecik Wanita Pedagang Sayur Hingga Tewas, Lalu Perkosa Mayat Korban