TRIBUNNEWS.COM, ACEH TIMUR - Ibu dan anak ditemukan tewas di kolong tempat tidur rumahnya, Dusun Jati, Desa Simpang Jernih, Aceh Timur, Senin (15/2/2021) siang sekira pukul 12.30 WIB.
Korban diketahui atas nama Siti Fatimah (57) dan anaknya Nadatul Afraa alias Dek Yus yang masih berstatus pelajar berusia 15 tahun.
Penemuan jenazah keduanya bermula Senin siang.
Saat itu, Fatimah menantu Siti Fatimah meminta tolong kepada M Nasir untuk mengecek rumah korban dikarenakan sudah tiga hari korban tak terlihat.
Saat M Nasir hendak mengecek rumah Siti Fatimah, lalu Fatimah menghubungi keluarga Siti Fatimah yang ada di Aceh Tamiang.
Hasil konfirmasi ke Aceh Tamiang, mengatakan bahwa kedua korban tidak ada di Aceh Tamiang.
"M Nasir dimintai tolong oleh menantu korban, untuk mendobrak rumah mertuanya. Karena mertuanya tiga hari tidak terlihat,” kata Kapolsek Simpang Jernih, Aceh Timur, Ipda Rugiono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/2/2021) .
Kemudian M Nasir menuju ke rumah korban.
Setiba di teras rumah banyak lalat berterbangan dan tercium bau busuk dari dalam rumah.
Kemudian M Nasir melaporkan hal itu ke Kamaruddin anak laki-laki korban yang saat itu sedang ke Kuala Simpang.
Baca juga: Mayat Ibu dan Anak di Aceh Diduga Merupakan Korban Pembunuhan
Kemudian M Nasir menghubungi Kamaruddin menyampaikan kondisi di rumah korban.
Lalu, Kamaruddin pun meminta M Nasir untuk mendobrak pintu rumah korban.
Kemudian M Nasir bersama sejumlah warga mendobrak pintu rumah korban.
Saksi pun terkejutnya melihat ceceran darah di depan pintu bagian depan.
Baca juga: Ibu dan Anak di Aceh Timur Ditemukan Tewas, Begini Sosoknya Menurut Warga
M Nasir dan warga lainnya mencoba mengintip ke arah bawah tempat tidur dan terlihat dua mayat dengan kondisi terbujur kaku di bawah kolong tempat tidur.
"Nasir lalu menghubungi aparat desa dan polisi. Tim penyidik dari Polres sudah melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Rugiono.
Kemudian kedua korban pun dibawa ke Medan untuk otopsi.
Masih ikut acara rewang
Sementara itu, Keuchik Desa Simpang Jernih, Andika, mengatakan kematian ibu dan anak tersebut mengejutkan masyarakat di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.
"Tidak pernah dalam sejarahnya hal tersebut (pembunuhan) terjadi di Kecamatan Simpang Jernih. Karena itu hal ini sangat mengejutkan masyarakat," ungkap Andika, Selasa (16/2/2021).
Selain itu, ungkap Andika, korban Fatimah dikenal sangat baik dengan masyarakat.
Begitu juga anaknya Nadatul Afraa siswi kelas I SMK Simpang Jernih dikenal pintar, rajin ibadah, dan sering mengaji saat pembukaan acara di Simpang Jernih, karena almarhum memiliki suara yang merdu.
Kamis (11/2/2021) lalu korban masih sempat mengikuti acara rewang di tempat tetangganya.
Baca juga: Dua Mayat Wanita Ditemukan di Bawah Kolong Tempat Tidur di Aceh Timur, Ada Ceceran Darah
"Insiden yang menimpa kedua korban diduga terjadi Kamis malam (malam Jumat). Posisi rumah korban terasing, dan berjarak sekitar 200 meter dari Polsek Simpang Jernih," ungkap Andika.
Almarhum Nadatul Afraa juga pemegang absen di sekolahnya.
Teman-teman korban sempat bertanya, kenapa almarhum tidak masuk sekolah pada hari Sabtu sebelumnya.
"Kemana-mana ibu dan anak ini selalu berdua, termasuk saat pergi ke ladang," ungkap Keuchik Andika.
Dimakamkan di belakang rumah
Setelah di autopsi jenazah ibu dan anak tersebut langsung dimakam, Selasa (16/4/2021) petang.
Baca juga: Warga Aceh Nyaris Jadi Korban Pemerasan Rp 50 Juta Pria yang Mengaku Sebagai Kapolsek Matangkuli
"Kedua jenazah tersebut tiba di Simpang Jernih, usai Magrib, langsung kami (warga) salatkan di los pajak depan kantor Camat, dan setelah itu langsung dibawa ke lokasi pemakaman," ungkap Andika, Keuchik Desa Simpang Jernih, kepada Serambinews.com, Selasa (16/2/2021) malam.
Andika, mengatakan kedua jenazah dimakamkan di belakang rumah korban dengan pemakaman terpisah (pemakaman masing-masing).
"Prosesi pemakaman selesai sekitar 20.30 WIB. Usai pemakaman malam ini warga langsung menggelar samadiah di rumah anak korban," ungkap Keuchik Andika.
Andika menyebutkan, makam kedua jenazah sudah selesai digali masyarakat Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB, saat jenazah masih dalam perjalanan dari rumah sakit Bhayangkara Medan ke Simpang Jernih.
Diduga korban pembunuhan
Diduga ibu dan anak tersebut merupakan korban pembunuhan.
"Dugaan sementara korban pembunuhan. Namun motifnya sedang dalam penyelidikan, pasalnya harta korban tidak ada yang hilang dari rumahnya," ungkap Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro SIK MH, melalui Kapolsek Simpang Jernih Ipda Rudiono.
Secara kasat mata, jelas Ipda Rudiono, tidak terlihat luka pada tubuh kedua korban karena kondisi jenazah sudah membengkak dan mencair.
"Begitu juga benda berharga pada tubuh korban, ada yang hilang atau tidak belum diketahui karena jenazah sudah membengkak, dan saat ini masih dalam proses otopsi di rumah sakit Bhayangkara Medan," ungkap Rudi.
Baca juga: Polisi Amankan 11 Tersangka Terkait Kasus Sabu 353 Kilogram yang Tak Bertuan di Aceh
Tujuan otopsi ini, ungkap Rudi, untuk menemukan bukti apakah korban dibunuh menggunakan benda tajam atau benda tumpul.
"Karena di lokasi kita juga tidak menemukan benda tajam. Tapi kita akan melakukan olah TKP kembali," ungkap Rudi.
Rudi mengatakan, kedua jenazah diperkirakan sudah meninggal tiga atau empat hari yang lalu.
"Kejadiannya diduga Kamis malam (malam Jum'at), saat itu di Simpang Jernih dilanda hujan deras. Selain itu, rumah korban berjarak 50 meter dengan tetangga, serta berjarak sekitar 300 meter dari Polsek Simpang Jernih," ungkap Rudi.
Selama ini, korban hanya tinggal berdua di rumahnya.
Sedangkan dua anak laki-laki korban yang tinggal di desa setempat, juga sudah berumah tangga. (serambinews.com/ kompas.com/ Seni Hendri/ Masriadi)