"Awalnya yang membeli dengan rombongan itu mengambil dengan cara konsinyasi, jadi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh."
"Bersatu kita untuk membeli, jadi bareng-bareng gitu. Biar viral, biar ketemu sama pak presiden," ungkap Ali.
Baca juga: Pengakuan Kepala Desa Sumurgeneng di Tuban, Warganya Pilih Beli Mobil Baru daripada Buka Usaha
Baca juga: Viral Aksi Beli Mobil Baru Warga Desa Sumurgeneng Tuban, Satu Keluarga Ada yang Borong 3 Unit
Proses Ganti Rugi Memakan Waktu Dua Tahun
Menurut Ali, pembelian tanah warga Desa Sumurgeneng untuk dialihfungsikan sebagai kilang Pertamina awalnya tak semuanya setuju.
"Awalnya itu ada yang setuju, ada yang enggak. Demi kepentingan negara kita merelakan," ujarnya.
Proses negosiasi dengan warga hingga sekarang warga telah mendapat uang ganti rugi ternyata memakan waktu dua tahun lamanya.
Baca juga: Gandeng Rusia Bangun Kilang Minyak, Pertamina Borong 821 Hektare Tanah Warga di Tuban
Baca juga: Warga Satu Desa di Tuban Borong Ratusan Mobil Baru, Dealer Senang Penjualan Meningkat 400 Persen
Awalnya tanah-tanah milik warga ini didata oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan diberikan ke Pertamina.
Kemudian setelahnya baru bisa turun harga tanah per meter perseginya.
Ali menuturkan, bahwa harga awal dan di akhir nominalnya tetap sama.
Baca juga: Fakta-Fakta Warga Desa di Tuban Borong Mobil Gress, Kades : Sudah 190 Unit yang Dibeli
Baca juga: Dapat Miliaran Rupiah dari Hasil Penjualan Tanah, Total Sudah 176 Mobil Baru Dibeli Warga di Tuban
Kehidupan Warga Menjadi Jauh Lebih Baik
Setelah mendapatkan uang ganti rugi dari Pertamina, Ali mengaku kehidupan warga disana menjadi jauh lebih baik.
Jika dulu banyak warga yang mempunyai banyak utang dan ekonominya kurang kini sudah menjadi lebih baik.
Banyak juga warga yang menggunakan uangnya untuk renovasi rumah dan modal usaha.
Baca juga: POPULER Pria Beli Motor Yamaha Seharga Rp 125 Juta | Viral Aksi Warga Beli Mobil Baru di Tuban
Baca juga: Viral 176 Mobil Baru Dibeli Warga di Tuban, Dapat Miliaran Rupiah dari Hasil Penjualan Tanah
Bahkan saking banyaknya warga yang merenovasi rumah, Ali sampai tidak mendapat pekerja untuk merenovasi rumahnya.
Karena semua pekerja sudah sibuk merenovasi rumah warga lainnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)