Merasa belum yakin, dia menghubungi nomor anaknya dan dijawab oleh seorang polisi.
"Mungkin jam 9 di Pabatu, orang itu nyenggol mobil Intra. Saya telepon nomor anak saya, diangkat polisi. Katanya, udah bapak ke sini aja karena ini sembilan meninggal, di RS Bhayangkara," katanya.
Salaman dan pelukan terakhir
Rahmadi mengatakan, sebelum berangkat, kedua anaknya ceria dan sempat bersalaman serta berpelukan.
Ternyata salaman dan pelukan tersebut adalah yang terakhir kalinya bertemu dengan dua dari tiga anaknya itu.
"Ceria-ceria aja, tidak ada tanda-tanda apa. Jadi saya Minggu pergi ke kampung ke Batubara. Biasanya mereka semua ikut arisan," katanya.
Sementara itu, Ketua DPP BKPRMI Said Aldi Al Idrus mengatakan, keluarga besar BKPRMI menyampaikan dukacita mendalam kader-kader terbaik yang aktif di Masjid Al Iman.
"Almarhum Fahrul itu adalah pemelihara masjid yang setiap pagi membersihkan masjid dan siang kuliah. Ini menjadikan kami sangat kehilangan. Semoga keluarga yang ditinggalkan bersabar," katanya.
Mobil Avanza diduga berjalan terlalu melebar ke kanan
Direktur Lalulintas Polda Sumut Kombes Valentino Alfa Tatareda menyampaikan, dari hasil pemeriksaan dan olah TKP diketahui bahwa kejadian tersebut semula berawal ketika mobil Toyota Avanza datang dari arah Pematang Siantar menuju arah Tebing Tinggi.
Sesampai di tempat kejadian perkara (TKP), mobil minibus penumpang Toyota Avanza itu diduga berjalan terlalu melebar ke kanan.
Akan tetapi, pada saat yang bersamaan datang mobil bus Intra BK 7091 TL dari arah Medan menuju arah Pematang Siantar sehingga bagian depan sebelah kiri mobil bus tersebut membentur bagian samping sebelah kiri dari mobil Avanza.
Kecelakaan tersebut terjadi di lajur sebelah kiri dari arah Tebing Tinggi menuju arah Pematang Siantar.
"Akibat dari kejadian tersebut, pengemudi dan penumpang mobil Toyota Avanza berjumlah sembilan orang mengalami luka berat dan meninggal dunia di TKP.