Yaitu hanya Rp 25 ribu untuk membeli satu liter cairan EM4 yang dapat digunakan untuk mengolah satu ton kotoran sapi.
Sosialisasi ini menuai respons positif dari sejumlah warga. Salimin, misalnya.
"Biasanya saya beli pupuk organik yang langsung pakai seharga Rp 20 ribu dengan ukuran karung 40 kilogram."
"Lebih praktis, tapi kan di rumah punya ternak sapi pasti ada kotorannya."
"Dengan harga yang hampir sama antara membeli pupuk jadi dan EM4, jika dihitung-hitung lebih hemat membuat pupuk organik sendiri dengan memanfaatkan kotoran sapi yang ada di kandang," ungkapnya.
Terkait kegiatan KKN mahasiswa UNS di Desa Wonotolo, Kepala Desa Wonotolo, Muhklisin ikut menyambut dan mempersilakan.
Muhklisin juga meminta tim KKN UNS untuk mematuhi protokol kesehatan serta meminimalisir acara mengumpulkan warga.
"Silakan melaksanakan kegiatan KKN di Desa Wonotolo, kami menyambut kedatangan mahasiswa KKN UNS dengan tangan terbuka."
"Jika dirasa ada kendala, bisa langsung dikoordinasikan pada kami, dengan senang hati kami bisa membantu," kata dia.
(Tribunnews.com)