News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Juragan Sembako Tewas Bersimbah Darah, Awalnya Karyawan Curiga Lihat Pintu Toko Terbuka dan Gelap

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi bersiap memindahkan jenazah Bisri Efendi, warga Blitar yang ditemukan tewas di dalam tokonya, Sabtu (27/2/2021), ke mobil ambulan. Bisri ditemukan tewas bersimbah darah oleh karyawannya, M Ali Reza (22), yang curiga melihat pintu toko terbuka sedikit.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemilik toko kelontong di Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ditemukan tewas bersimbah darah.

Korban bernama Bisri Efendi (71) ditemukan tewas pada Sabtu (27/2/2021) oleh karyawannya, M Ali Reza (22).

Dikutip Tribunnews dari Surya.co.id, Reza yang datang ke toko pada Sabtu pagi pukul 07.30 WIB curiga melihat pintu toko hanya terbuka sedikit.

Tak hanya itu, saat melihat ke dalam, toko dalam suasana gelap.

Karena itu, Reza mencoba memanggil atasannya tersebut, namun tak merespons.

Petugas melakukan olah TKP di toko korban, tempat korban dibantai pelaku di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu (27/2/2021). (SURYA.CO.ID/Imam Taufiq)

Baca juga: Ban Truk yang Ditambal Tiba-tiba Meletus, Seorang Penambal Ban Tewas Terlempar ke Aspal

Baca juga: Gara-gara Tak Sengaja Menatap Orang, Mahasiswa Ini Tewas dengan Sejumlah Luka Tusuk

"Katanya, itu (pintu toko) hanya terbuka sekitar 40 cm dan kondisi dalam toko gelap sehingga ia (Reza) nekat masuk dengan memanggil-manggil korban, 'Bos, bos'. Namun tak ada jawaban," ungkap Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, di TKP, Sabtu.

"Baru masuk sekitar 7 langkah, ia sudah melihat bosnya tergeletak dengan bersimbah di lantai dalam toko," imbuh dia.

Padahal biasanya, Bisri selalu membuka toko lebih dulu untuk merapikan barang sebelum karyawannya datang.

Hal ini disampaikan Hariyanti yang membuka warung makan di seberang toko Bisri.

"Biasanya karyawan datang sekitar pukul tujuh (07.00 WIB) Pak Bisri sudah lebih dulu membuka tokonya dan merapikan barang," ungkap Hariyanti, Sabtu, dilansir Kompas.com.

Melihat bosnya bersimbah darah, Reza lalu keluar dan berteriak minta tolong pada warga sekitar.

Saat ditemukan, jasad Bisri dalam kondisi tergeletak dan kedua tangannya terikat lakban.

Petugas melakukan olah TKP di toko korban, tempat korban dibantai pelaku. Pembunuhan bos sembako di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar itu mengundang masyarakat berbondong-bondong melihatnya. (SURYA.co.id/Imam Taufiq)

Terkait pelaku, AKBP Leonard mengatakan ada sosok terekam CCTV.

Sosok terduga pelaku tersebut tampak mencari uang di meja kasir.

Ia mengenakan hoodie dan masker.

Baca juga: Seorang Perempuan Tewas di Kos, Awalnya Orang Tua Khawatir sang Anak Tak Merespon saat Dihubungi

Baca juga: Kronologi Pemotor Tewas Terlindas Truk di Gresik, Hilang Kendali saat Lewati Gundukan Jalan

"Terekam sosok yang kami curigai sebagai pelaku sedang mencari uang di loker (meja) kasir. Baru satu orang yang terlihat," kata Leonard, dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Leonard mengaku pihaknya belum bisa mengidentifikasi terduga pelaku tersebut.

Diketahui, polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari TKP berupa lakban yang digunakan untuk mengikat korban dan gagang cangkul.

"Ada lakban yang diduga digunakan untuk mengikat korban. Ada juga gagang cangkul," kata Leonard.

Gagang cangkul yang diamankan, ujar Leonard, diduga digunakan pelaku untuk menganiaya korban.

Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan atas kematian Bisri.

Korban Sudah Lama Menduda

Polisi melakukan penyelidikan di sebuah toko di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu (27/2/2021). Pemilik toko, Bisri Efendi, ditemukan tewas dengan tangan terikat lakban di dalam toko miliknya. (KOMPAS.com/Asip Hasani)

Bisri Efendi (71), korban pembunuhan yang merupakan pemilik toko sembako di Kanigoro, Kabupaten Blitar, sudah lama hidup menduda.

Haryanti, pemilik warung makan yang berada di seberang toko Bisri, mengatakan korban selama ini hidup sendiri di toko.

"Sudah lama hidup menduda," ungkap Hariyanti, Sabtu (27/2/2021), dilansir Kompas.com.

Baca juga: Baku Tembak Pengeroyok Wartawan dan Polres Banyuasin, Dua Warga Kena Peluru Nyasar, Pelaku Tewas

Baca juga: 2 Orang Tewas dalam Kebakaran, Muji Sempat Selamat, Pilih Kembali Masuk ke Rumah Demi Anak

Mantan istri Bisri diketahui tinggal tujuh kilometer dari tempat tinggal korban.

Mengutip Surya.co.id, kedua anak korban tinggal di dekat toko, sekitar 50 meter jauhnya.

Karena korban tinggal seorang diri, Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, mengatakan tak ada saksi lain dalam kejadian tersebut.

Pihaknya hanya mengandalkan rekaman CCTV yang ada di toko milik korban.

"Korban itu tinggal sendirian sehingga tak saksi lain dalam kejadian ini."

"Makanya, kami sedang mempelajari CCTV yang ada di rumah korban," tuturnya.

"Korban memasang kamera CCTV di banyak sudut."

"Kami berharap ini akan membantu mempercepat pengungkapan kasus," imbuhnya, dilansir Kompas.com.

Korban Pernah Kehilangan Rp 1 Miliar, tapi Tak Lapor Polisi

Polisi melakukan pemeriksaan di toko milik Bisri Efendi di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Sabtu (27/2/2021). Bisri ditemukan tewas di dalam tokonya dengan kondisi kedua tangan dan kakinya terikat lakban. (KOMPAS.com/Asip Hasani)

Sebelum ditemukan tewas, Bisri Efendi (71) pernah kehilangan uang sebesar Rp 1 miliar satu bulan lalu.

Baca juga: Misteri Tewasnya Lansia di Bandung Terungkap, Pembantu Jadi Pelaku, Sempat Buat Drama Perampokan

Baca juga: Cerita Dua Pria Bunuh Dewi Romlah Hanya Karangan, Ratna Pukuli Majikannya Pakai Tongkat Hingga Tewas

Namun, ia tak melaporkan kejadian tersebut pada polisi.

Dikutip dari Kompas.com, hal ini diungkapkan adik korban, Siswanto.

"Kehilangan uang sebesar itu dia (Bisri) tidak mau lapor polisi," ujar Siswanto, Sabtu (27/2/2021).

Meski begitu, Siswanto menduga korban tahu pelaku yang mengambil uangnya.

Namun, menurut Siswanto, Bisri enggan melapor karena tak ingin pelaku mendapat sanksi hukum.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/Imam Taufiq, Kompas.com/Asip Agus Hasani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini