Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Bagas Pamungkas (16), seorang remaja warga Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar tewas akibat terkena sengatan listrik jebakan tikus di salah satu pematang sawah dekat rumahnya, Jumat (5/3/2021) malam pukul 19.30 WIB.
Menurut Kapolsek Jaten AKP Achmad Riedwan Prevost, korban saat itu hendak buang air kecil.
"Korban bersama dua temannya saat itu sedang jaga pos ronda," katanya kepada TribunSolo, Sabtu (6/3/2021).
"Setelah itu korban mencari lokasi untuk buang air kecil yang ada di pematang sawah," ungkapnya.
Hingga akhirnya korban ditemukan telah tergeletak oleh kedua temannya dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit PKU Karanganyar.
"Sebelumnya korban sempat berteriak minta tolong, dan kemudian tergeletak pingsan," terangnya.
Namun nahas, nyawa korban tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal pada pukul 22.30 WIB.
Terpisah, Kanitreskrim Polsek Jaten, Iptu Suwandi kemudian melakukan olah TKP dan menyita sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.
"Kami menyita kabel listrik sepanjang tiga meter, hasil visum sudah kami kantongi, dan nantinya para saksi akan kami periksa," ungkapnya.
Pemilik sawah juga sudah ditemui oleh pihak Polsek Jaten dan telah berjanji tidak akan memasang perangkap yang berbahaya lagi.
"Kami berharap warga tidak ada lagi yang memasang jebakan tikus beraliran listrik, bahaya!," tegasnya.
Jangan untuk Nyetrum Tikus
Jebakan tikus yang dialiri listrik hingga memakan korban jiwa juga terjadi di Sragen.
Sikap tegas ditunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terkait insiden petani tewas tersengat listrik jebakan tikus.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen Tatag Prabawanto mengatakan, listrik tidak digunakan untuk membasmi tikus di sawah.
Baca juga: Pemilik Kebun Kaget Lihat Mayat Tergeletak, Ternyata Tewas Kena Jebakan Babi yang Dipasangnya
Baca juga: Seorang Pemuda Tewas Tersengat Listrik Jebakan Babi di OKU Selatan, Berikut Kronologi Kejadiannya
Ia tak menampik jika jebakan tikus yang dialiri listrik efektif untuk membasmi tikus di sawah.
Namun demikian, keberadaan perangkap tersebut justru dapat membahayakan petani itu sendiri.
Ia meminta listrik digunakan sesuai fungsinya.
"Ya jangan untuk nyetrum tikus," ungkapnya, Jumat (6/11/2020).
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Sragen diminta untuk mengajukan obat pembasmi tikus ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen.
"Nanti pengajuannya akan diteruskan ke laboratorium hama Provinsi Jawa Tengah," katanya.
Tatag menegaskan, petani yang masih memasang jebakan tikus listrik agar segera dicabut supaya tidak memakan korban jiwa lagi.
Apabila imbauan dari pemerintah tidak diindahkan, petugas yang bersangkutan tidak segan-segan untuk mencabutnya.
"Kalau tidak bisa diberitahu ya langsung dibredel," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sejauh ini di Kabupaten Sragen sudah ada 12 orang meninggal dunia akibat tersengat listrik jebakan tikus.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Remaja di Karanganyar Tewas Kesetrum Jebakan Tikus, Sempat Teriak Minta Tolong