"Setelah baju dibuka, saya keluar, tapi gak tau keluarnya ke mana."
"Terus saya lihat ada selimut jok bus, dipake sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju," ujar Eha.
Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah.
Namun, ia ikut karena khawatir kepada anaknya yang siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak. Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."
"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.
Eha, yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, putranya, yang ikut ziarah.
Eha, Yusup, dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelakaan maut tersebut.
Eha mengatakan, ziarah merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya.
Eha juga memerinci ongkos ziarah tersebut.
"Siswa yang ikut harus membayar Rp 350 ribu. Kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp 250 ribu."
"Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer," katanya.
Bus Oleng
Sandi Aliyudin siswa SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang masih terkapar lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, Kamis (11/3/2021).