TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus pariwisata yang terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang terjadi pada Rabu (10/3/2021) malam.
Akibat insiden ini dilaporkan 27 orang meninggal dunia dan 39 lainnya selamat.
Diketahui, bus pariwisata Sri Padma Kencana membawa rombongan SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang setelah pulang dari Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, menuju Subang via Wado, Sumedang.
Berikut sejumlah fakta terkait bus pariwisata Sri Padma Kencana yang mengalami kecelakaan.
Spesifikasi Bus
Untuk bus yang digunakan, memakai bodi buatan Adiputro malang. Dari foto yang ada, bodi yang digunakan yakni Jetbus 3 Super High Deck (SHD).
Berdasarkan data dari Bapenda Jabar, bus dengan nomor plat T 7591 TB ini menggunakan sasis buatan Hino, lebih tepatnya Hino RK8 atau R260 tahun 2018.
Kemudian bus ini sudah ditambah modifikasi dengan pemasangan suspensi udara agar bisa memakai bodi SHD.
Untuk spesifikasi teknis dari sasis Hino ini, menggunakan mesin diesel 7.684cc enam silinder segaris dengan turbo dan intercooler.
Baca juga: Ibu dan 2 Keponakannya Jadi Korban Kecelakaan Bus di Sumedang, Lia: Tak Sangka Itu Lambaian Terakhir
Mesin J08E-UF ini dapat menghasilkan tenaga 260 PS atau setara 256,4 TK di rpm 2.500 dan torsi 745,3 Nm di 1.500 rpm.
Beralih ke kaki-kaki, sistem pengeremannya sudah Full Air Brake (FAB) serta adanya rem tambahan exhaust brake.
Sedangkan untuk suspensi yang semula per daun sudah dimodifikasi menjadi suspensi udara.
Untuk bodinya, Jetbus 3 SHD memiliki tinggi sekitar 3,8m. Kemudian untuk lebarnya, 2,5m, dan panjangnya, mengikuti sasis Hino RK8, yakni 12m.
Bodi ini sebenarnya lebih cocok digunakan ke sasis bus dengan GVW 18 ton ke atas. Jika dipasangkan ke sasis Hino RK8, perlu dilakukan modifikasi pada suspensi agar kuat membawa bodi bus yang bongsor ini.
Telat Uji KIR
Kementerian Perhubungan tengah melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab pastinya bus pariwisata Sri Padma Kencana bernomor polisi T 7591 TB yang terjun ke jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, berdasarkan informasi yang dia terima bus tersebut telat melakukan uji KIR.
“Penyebab kecelakaan masih dalam investigasi, sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji KIR. Saya sudah koordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Barat karena ini jalan provinsi, apakah dapat dipasang guard rail di jalan ini atau kalau jalan kelas 1 nanti mungkin bisa diganti beton,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/3/2021).
Budi menjelaskan, akibat kecelakaan maut tersebut, 27 orang meninggal dunia. Rinciannya, 39 orang selamat, 26 meninggal, dan 1 orang meninggal dalam proses evakuasi.
Lokasi kejadian kecelakaan tunggal tersebut di Jalan raya Wado-Malangbong di Dusun Cilangkap RT 01 RW 06 Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.
“Kami bersama kepolisian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jasa Raharja, Basarnas telah berada di lokasi,” kata Budi.
Baca juga: Tanjakan Cae, Lokasi Kecelakaan Bus di Sumedang: Dikenal Ekstrem, Rawan Kecelakaan, dan Curam
Sebelumnya, Basarnas Bandung berhasil mengevakuasi semua korban yang terjepit badan bus di jurang Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).
Evakuasi korban selesai dilakukan pada pukul 07.40 WIB.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, bus Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB tersebut memiliki tempat duduk sebanyak 63 kursi.
"Kami hitung dari kapasitas kursi bus ada 63 tempat duduk. Kemudian sampai pagi ini pukul 07.40 WIB, kami menemukan 66 korban," ujar Supriono kepada Kompas.com, Kamis.
Supriono menuturkan, dari total 66 korban yang telah berhasil dievakuasi, beberapa di antaranya berusia balita.
"Paling banyak usia anak remaja dan dewasa, ada juga tadi kami evakuasi balita," tutur Supriono.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kemenhub: Bus yang Kecelakaan di Sumedang Telat Uji KIR dan Ini Spesifikasi Bus Pariwisata yang Terperosok ke Jurang di Sumedang
(Kompas.com/Akhdi Martin Pratama/Muhammad Fathan Radityasani)