TRIBUNNEWS.COM - Heboh ritual diduga aliran sesat dilakukan di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Sebanyak 16 orang yang terdiri dari delapan pria, lima wanita, dan tiga anak-anak mandi bersama.
Kegiatan tersebut dilakukan di penampungan air PT GAL yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit.
Wakapolres Pandeglang, Kompol Riky Crisma Wardana, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (11/3/2021) pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Kakek Berusia 80 Tahun Nekat Lompat Dari Atas Kapal di Pelabuhan Merak Banten, Diduga Depresi
Baca juga: Akhir Kisah Pesta Pangaribuan, Tuntut Hak Anak dari Anggota Polisi yang Berdinas di Siak
Mengetahui hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang, Hamdi Ma'ani, menyebut ajaran itu menyimpang dan sudah pernah dilakukan pembinaan oleh tokoh masyarakat dan MUI Cigeulis.
Hamdi mengatakan, kelompok pengikut Hakekok sudah terdeteksi beberapa tahun lalu di Desa Karangbolong, Cigeulis.
"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata Hamdi, dilansir Kompas.com.
Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita, angkat bicara terkait muncul aliran yang diduga sesat tersebut.
Dirinya mengaku prihatin lantaran aliran itu muncul di wilayah yang disebut kota santri.
"Prihatin kita semua, hal-hal tidak kita duga, harus kita rembukan sama-sama," kata Irna.
Irna mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan MUI untuk melakukan pembinaan kepada 16 warga yang terlibat dalam ritual aliran Hakekok tersebut.
Baca juga: Update Kasus Pembuangan Bayi di Gresik, Pelaku Berhasil Diciduk Polisi, Diduga Masih di Bawah Umur
Baca juga: Sumpah Setia ke AHY, Bupati Lebak Iti Octavia Siap Kirim Santet Banten ke KSP Moeldoko
Warga Sekitar Resah
Video ritual mandi bersama yang diikuti oleh 16 orang tanpa berbusana beredar di masyarakat.
Warga sekitar yang resah atas adanya aliran sesat tersebut akhirnya melapor ke Polres Pandeglang.