Diwartakan oleh Tribun Banten, ritual mandi bersama tanpa berbusana tersebut dipimpin oleh ketua aliran Hakekok berinsial A (52).
Menurut polisi, A melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.
Aparat kepolisian pun akhirnya mengamankan pimpinan Hakekok berinisal A dan para pengikutnya.
Imah (40), warga setempat mengatakan, dirinya sangat terkejut dengan adanya pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap pimpinan Hakekok.
"Kaget, karena saya juga tidak tahu ada apa sebenarnya. Posisinya disitu lagi ngejemur pakaian, tiba-tiba polisi datang dan menangkap," ujar Imah.
Baca juga: Bupati Irna Narulita Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19 di Pandeglang
Baca juga: Jokowi Harap Bendungan Sindangheula Bisa Kendalikan Banjir di Wilayah Serang Banten
Lokasi Desa Sulit Dijangkau
Diketahui butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tempat kelompok Hakekok tersebut tinggal.
Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.
Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.
Setiba di lokasi, terdapat sebuah perkampungan warga di Desa Karangbolong.
Perkampungan tersebut terbilang sepi. Jarak antar rumah sekitar 300 meter.
Warga kampung tersebut menyatakan masih sangat takut untuk keluar lantaran pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada kemarin sore.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi) (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan) (Kompas.com/Acep Nazmudin)