Meski, Telkomsel sudah melakukan sms-blasting, diikuti provider lain untuk memperingatkan masyarakat luas.
Yang terjadi kemudian, tanggal 9 Januari 2021, terjadi longsor di Sumedang.
Sebanyak 40 orang, 3 orang luka berat, dan 22 orang luka ringan, serta 1.126 jiwa terdampak akibat bencana longsor tersebut.
Longsor Sumedang juga menghancurkan 26 unit rumah, di Desa Cihanjuang.
“Nah, kondisi Sumedang, kurang lebih sama dengan kondisi di Giriasih ini. Nanti saya minta Doktor Abdul Muhari memberi paparan singkat kepada kita, untuk membandingkan kondisi Sumedang dan di sini,” ujar Doni.
Baca juga: Doni Monardo: Kiranya Bisa Bersabar Tak Bepergian, Apalagi Tak Lama Lagi Idul Fitri
Karenanya, ingat kata-kata Presiden, “Jangan sampai bencana terjadi kita baru pontang-panting. Silakan cek di YouTube, pengarahan Presiden saat Rakornas lalu. Jangan kita pontang-panting setelah bencana terjadi. Karenanya, kita harus melakukan pencegahan dan mitigasi,” tandas Doni seraya menambahkan, “kata pontang-panting menjadi kata kunci di sini.”
Mantan Danjen Kopassus itu juga berpesan kepada para ASN, bahwa pelayanan publik terbaik adalah ketika pemerintah hadir dan mampu menyelamatkan manusia.
“Karenanya hari ini saya gembira, BNPB, BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Bandung Barat, serta Basarnas Daerah, para relawan, media, masyarakat, dan para pihak hadir di sini untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan dan mitigasi bencana,” kata Doni disertai senyum lebar.
Sekilas Doni juga menyampaikan pengalamannya menjadi Pangdam III/Siliwangi (2017 – 2018).
Salah satu program lingkungan yang ia gulirkan adalah Citarum Harum.
“Alhamdulillah saat ini kondisi Citarum jauh lebih baik. Daerah-daerah rendah yang biasanya tergenang banjir tiga sampai empat minggu, saat ini bukannya tidak banjir, masih tetap banjir tapi dalam waktu dua-tiga hari sudah surut. Ini kemajuan besar,” ujar Doni, yang lagi-lagi disambut tepuk tangan hadirin.
Tak lupa Doni pun membagi kunci sukses, yakni melibatkan masyarakat secara aktif.
Sebab, jika yang bergerak hanya ASN, TNI dan Polri, tidak akan maksimal tanpa dukungan dan peran serta masyarakat.
Kuncinya adalah kolaborasi Pentahelix, yakni kerja bersama antara Pemerintah (pusat dan daerah), akademisi/pakar, komunitas masyarakat, pengusaha, dan kalangan media.