TRIBUNNEWS.COM - Rani Andriani, mamah muda berusia 20 tahun itu, dibakar hidup-hidup oleh suaminya.
Ia sempat mendapat perawatan di rumah sakit selama satu bulan. Namun, nyawanya tak bisa diselamatkan dan meninggal dunia pada Jumat (19/3/2021) malam.
Rani menderita luka bakar cukup serius akibat ulah suaminya sendiri, Juanda alias Nanda (21).
Nanda menuduh Rani Andriani selingkuh.
Supriyati alias Yati tak kuasa menahan tangis saat menceritakan pesan terakhir putrinya sebelum meninggal dunia.
Menurut Yati, sang anak sudah memaafkan pelaku yang membakarnya hidup-hidup.
"Anak saya bilang, Mak, jangan dendam ya. Yang sudah ya sudah. Kakak enggak mau mamak dendam dengan apa yang terjadi. Kakak sudah memaafkan (suaminya). Mamak juga ya," kata Yati saat ditemui di rumahnya di Jalan Sederhana, Gang Bakung 32, Pasar VII Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Medan.
Yati melanjutkan, putrinya pun sempat berkali-kali meminta maaf kepada dirinya.
"Sebelum pergi, Rani meminta maaf kepada saya. 'Maafin kakak ya mak'. Begitu ucapnya berkali-kali kepada saya," terang Yati.
Baca juga: Rifaldi Meninggal Saat Ikut Diklat di Batu Putih, Aditya: Badannya Dipukul, Kaki Dibakar Bara Api
Baca juga: Pencemaran Udara di Empat Desa Kabupaten Bogor, Imbas Limbah Beracun Pabrik, Warga Jadi Korban
Pascadibakar suami, Rani Andriani sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Medika.
Dari sana, Rani Andriani dirujuk ke RSUD Deliserdang.
Karena perlu mendapatkan perawatan yang intensif, Rani Andriani kemudian dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.
Di RSUP HAM Medan, Rani Andriani sempat satu minggu dirawat.
Yati pun bercerita bagaimana Rani Andriani begitu tersiksa menahan sakit akibat luka bakar yang dideritanya.