"Sekali panen memperoleh 2 sampai 3 kwintal itu setiap seminggu sekali kalau dikalikan sekitar Rp 24 juta dan bisa sampai 10-12 kali panen," bebernya.
Dikatakan Nanang, para petani cabai ramai-ramai membeli kendaraan baru secara bertahap sejak bulan Maret 2021.
"Alhamdullilah tahun 2021 ini masyarakat Desa Pucuk panen cabai banyak jadi hampir setiap hari beli sepeda motor," terangnya.
Selain itu, sebagian petani cabai juga menggunakan uang dari hasil panen cabai rawit untuk membangun rumahnya.
"Ya tahun ini memang banyak masyarakat yang merenovasi dan membangun rumahnya dari hasil panen cabai," pungkasnya.
Pemerintah Desa Pucuk menyambut antusias saat warganya mendadak kaya mendapat rezeki dari keuntungan hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani cabai di Dawarblandong.
"Pemdes sangat senang dengan hasil pertanian masyarakat di Desa Pucuk jadi petani bisa makmur," kata Nanang.
Salah satu petani cabai setempat, Listyono (56) mengaku sebagian hasil panen digunakan membeli mobil secon untuk anaknya.
Dia membeli mobil Avanza warna putih berharga Rp 145 juta sekitar satu bulan lalu.
Kemudian, sebagian hasil penjualan panen cabai dia tabung untuk persiapan menyambut lebaran Idul Fitri 2021.
"Saya tidak menyangka bisa membeli mobil dari hasil panen cabai," cetusnya.
Baca juga: Cabai Rawit dan Ikan Segar Dorong Inflasi Februari 2021
Baca juga: Harga Cabai Membumbung, Tukang Tahu Gejrot Kurangi Level Kepedasan Dagangannya
Listyono mengatakan sudah menjadi petani selama 18 tahun di Dawarblandong.
Harga cabai rawit tahun 2021 ini paling mahal dan bertahan lama.
Sebelumnya, harga cabai saat panen raya pada 2019-2020 terpuruk mencapai Rp.4.000 sampai Rp.5.000 per kilogram.