TRIBUNNEWS.COM - Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok bertemu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Rabu (7/4/2021) malam.
Mereka bertemu di rumah dinas Gibran, Loji Gandrung Solo.
Pertemuan itu dikabarkan Gibran di akun Facebook-nya, Gibran Rakabuming.
Menurut putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, kedatangan Ahok ke Solo ini merupakan kali kedua.
Ahok pernah datang ke Solo pada 9 Februari 2012 saat Wali Kota Solo masih dijabat ayah Gibran.
"Dengan suka cita saya menerima silaturahmi Pak @basukibtp di Lodji Gandrung."
"Kebetulan kedatangan pertama dan terakhir beliau ke Solo adalah pada 9 Februari 2012, dan ini kali kedua Pak Ahok mengunjungi Solo," tulis Gibran.
Baca juga: Sosok Airin, Eks Puteri Indonesia yang Disanjung Ahok Pimpin Tangsel 10 Tahun
Gibran menjelaskan, dalam pertemuan itu, Gibran berdiskusi soal penataan kota hingga soal kepemimpinan.
"Kunjungan ini pun saya manfaatkan untuk berdiskusi mengenai penataan kota."
"Saya belajar berbagai hal positif dari beliau, termasuk masukan untuk memperbanyak ruang terbuka hijau."
"Beliau juga banyak berbicara mengenai leadership, saya pun antusias menyimak."
"Cita-cita Pak @basukibtp yang sebelumnya sebagai businessman kemudian terjun ke politik masih sama, yakni ingin lebih bermanfaat untuk orang banyak," tulisnya lagi.
Terakhr, Gibran berharap, gaya kepemimpinan Ahok yang tegas dan cepat bertindak dapat ia tiru untuk melayani warga Solo.
"Dengan kesamaan tujuan ini, semoga contoh gaya kepemimpinan beliau yang tegas dan cepat bertindak dapat saya tiru dalam melayani warga Solo."
"Matur nuwun, Pak @basukibtp sudah berbagi pengalaman yang luar biasa."
"Selamat menikmati keindahan kota Solo sekaligus ragam kulinernya yang ngangeni!," pungkas Gibran.
Gibran Marahi Guru karena Tak Pakai Masker
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka marah saat berkunjung ke SMAN 1 Solo.
Aksinya itu pun viral di media sosial.
Diketahui, Gibran bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkunjung ke SMAN 1 Solo pada Senin (29/3/2021) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Dirangkum Tribun Solo, berikut 4 fakta kemarahan Gibran kepada guru :
1. Mencatat Nama Guru
Gibran meninggikan suara kepada guru-guru terlihat jelas sembari keluar dari ruangan.
Teguran dilayangkan orang nomor satu di lingkungan Pemkot Solo tersebut, karena mereka tidak memakai masker.
"Yang tidak pakai masker, namanya saya catat satu-satu dulu," ucap Gibran dengan tegas yang dibalas sejumlah suara tertawa para guru.
"Ini tidak bercanda loh, ini serius untuk anak-anak kita lho," tambahnya sembari keluar dengan langkah cepat.
Baca juga: Gibran Larang Warga agar Tidak Mudik karena Tak Ingin Solo Kembali Jadi Zona Merah: Tahan Diri Dulu
Gibran mengungkapkan, dirinya masih menemukan sejumlah guru yang tidak taat protokol kesehatan, khususnya di ruang guru.
"Atau pas mengajar tidak pakai masker. Langsung saya tegur. Guru itu yang ditiru," ungkapnya.
2. Tak Pakai Faceshield
Gibran juga menemukan sejumlah guru tidak memakai faceshield saat mengajar.
"Saya cek juga banyak yang masih tidak pakai faceshield. Itu pengamanan ekstra," ujar dia.
"Saya juga meminta guru-guru untuk ketat mengawasi anak-anak dalam menjalankan protokol kesehatan," tambahnya.
Meski begitu, Gibran optimis pembelajaran tatap muka di Kota Solo bisa digelar pada Juli 2021.
"Yang penting orang tua setuju, siap mengantar jemput anaknya. Wajib antar jemput tidak boleh naik sepeda sendiri," ujar dia.
"Orang tua yang tidak setuju, anaknya bisa mengikuti pelajaran dari rumah," tambahnya.
3. Saat Masih PJJ
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Solo, Herminingsih mengatakan, saat itu sejumlah guru itu tengah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Saat sedang PJJ, maskernya tidak dipakai," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (31/3/2021).
Kedatangan Gibran dan Ganjar ke ruang guru, sambung Herminingsih, membuat orang-orang di situ kaget, termasuk yang tengah mengajar PJJ.
Karena ingin menyambut mereka, guru tersebut lupa memakai masker hingga akhirnya kena tegur.
"Ada tenaga pendidik yang ada di perpustakaan juga kena tegur," ucap Herminingsih.
Akibat kejadian itu, tenaga pendidik SMA Negeri 1 Kota Solo harus mengikuti sosilasi dan pembinaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
"Pengetatan dilakukan. Yang jelas harus hati-hati. Ini untuk kita dan untuk anak-anak," ujar dia.
"Ke manapun dan kapanpun kita pakai masker. Termasuk saat PJJ. Saat itu disarankan pakai headset," tambahnya.
4. Guru Kena Sanksi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah, Suyanta mengatakan, ada tiga guru SMA Negeri 1 yang disanksi.
Sebanyak dua orang tenaga pendidik di ruang guru dan seorang tenaga pendidik di perpustakaan sekolah tersebut.
"Guru yang tidak disiplin tidak boleh mengikuti program uji coba pembelajaran tatap muka," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (31/3/2021).
Ya, mereka tidak diperkenankan ikut serta dalam simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) SMA / SMK sederajat yang dimulai Senin (5/4/2021).
"Tidak boleh mengikuti PTM selama 2 minggu," ucap Suyanta.
Tiga guru tersebut, hanya boleh melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama menjalani sanksi.
Mereka tidak boleh menginjakkan kaki di lingkungan sekolah selama 2 pekan.
Baca juga: Temui Gibran, Fahri Hamzah: Kalau Ada Kesalahan Generasi Lama, Sebaiknya Generasi Kita Tak Mewarisi
Adapun, Suyanta mengatakan, selama simulasi PTM, Satgas Pencegahan Covid-19 tingkat SMA juga diaktifkan.
Mereka akan mengawasi jalannya protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
"Bila ada yang melanggar protokol kesehatan untuk segera meninggalkan sekolah," ujarnya.
Baca berita Gibran Rakabuming Raka lainnya
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 4 Fakta Wali Kota Solo Gibran Marah : Catat Nama hingga Akhirnya Ada Guru Benar-benar Dikenai Sanksi
(Tribunnews.com/Daryono)