TRIBUNNEWS.COM - Desakan pelarangan perdagangan kuliner daging anjing di Kota Solo diserukan oleh komunitas pecinta satwa.
Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mendesak Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk berani mengakhiri perdagangan kuliner daging anjing di Kota Bengawan.
Co-Founder JAAN sekaligus Koordinator Nasional Koalisi DMFI, Karin Franken, mengaku dirinya tak menyangka terjadi perdagangan anjing untuk dikonsumsi yang besar di Solo.
Karin dan timnya telah melakukan investigasi di Solo sejak 2017 silam mengenai perdagangan anjing untuk konsumsi ini.
"Kami melakukan investigasi dan kami benar-benar kaget sekali, dengan jumlah anjing yang dipotong di sana setiap bulan," ungkap Karin dalam program diskusi Overview Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).
Hasil investigasi menyebut, 13.700 anjing tiap bulannya disembelih dan didistribusikan ke setidaknya 85 warung makan di Kota Solo.
Baca juga: Ada di Solo, Maling Motor Tinggalkan Shogun Jadul Miliknya lalu Bawa Kabur Scoopy, Ini Motifnya
Karin juga prihatin tentang kekejaman yang terjadi dari penangkapan hingga pengolahan menjadi santapan.
Namun, poin Karin dan tim untuk mendesak pemerintah melarang perdagangan kuliner daging anjing berfokus pada kesehatan.
"Bukan soal kekejaman saja, tapi (konsumsi daging anjing) juga menjadi ancaman kesehatan dan keamanan untuk masyarakat luas," ungkapnya.
Karin menyebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah lama mengatakan salah satu faktor penyebaran penyakit rabies perpindahan antardaerah atau melalui transportasi.
"Seperti kebanyakan orang sudah tahu juga, kebanyakan anjing dengan tujuan dikonsumsi berasal dari Jawa Barat, sedangkan Jawa Barat (berstatus) belum bebas rabies, ini sangat riskan," ungkap Karin.
Hasil investigas DMFI juga menyebut 98 persen sumber daging anjing di Solo berasal dari Jawa Barat.
Baca juga: Polri Bongkar Perdagangan Satwa Dilindungi Sisik Tringgiling dan Paru Burung Rangkok
Baca juga: Pandemi, Satwa Langka di Gunung Gede Pangrango Bertambah dan Lebih Berani Keluar dari Habitat
Dipukul sebelum Dibunuh
Sementara itu Tim koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) Kota Solo, investigasi pada 2019 menyebut, setidaknya satu truk bisa datang tiga kali dalam seminggu ke kawasan Solo Raya.