Padahal mereka tak memiliki kemampuan yang mumpuni. Kelas mereka juga sempat diremehkan oleh peserta lain.
"Namun kami punya tekad dan semangat kerja sama, kami bisa menang padahal kelas lain hebat-hebat dan kita semua itu biasanya main bola. Kita intinya punya tekad dan punya semangat dan akhirnya kita menang," kenangnya.
Teddy menuturkan, sejak lulus SMA keduanya sempat lost contact. Hingga pada suatu saat, Teddy mengetahui bahwa Heri mengikuti sekolah militer.
Saat duduk di bangku SMA, Teddy tak menyangka bahwa Heri memiliki cita-cita menjadi seorang pelaut.
Namun, menurutnya, Teddy memang memiliki karakter yang sesuai untuk menjadi seorang anggota TNI AL.
"Dia nggak pernah cerita dia mau jadi pelaut, gayanya saja klemar-klemer dan santun. Makanya saya kaget dia tahu-tahu jadi tentara. Tapi dia memang punya sifat pemberani, rendah hati, dan mentalnya kuat," paparnya.
Pertemuan terakhir antara Teddy dan Heri terjadi pada tahun 2019 silam.
Saat itu, Teddy tengah melakukan perjalanan touring menuju Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sebelum mencapai tujuan, Teddy sempat singgah di Surabaya, tempat Heri berdinas.
Keduanya pun bertemu di wilayah itu.
"Sempat ketemu ngobrol-ngobrol kayak teman lama. Saat itu masih Mayor waktu ketemu saya, dia pulang dari Jerman, masih sebelum jadi komandan," jelasnya.
Saat itu, Heri diketahui masih menjabat menjadi Komandan Sekolah Awak Kapal Selam (Dansekasel) Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus).
Lalu pada April 2020, Heri didaulat sebagai Komandan KRI Nanggala-402.
Baca juga: Pakar Hukum Pidana Gaungkan Audit Perawatan KRI Nanggala 402
Teddy sempat mengharapkan adanya keajaiban pasca-pemerintah menetapkan status pencarian KRI Nanggala-402 menjadi tenggelam.